BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 18 April 2010

gambar saya


ff kim bum - i love you my bodyguard chapter 4

Annyeong, chingu-deul….. mian, baru bisa ngasih chap 4 nya. Soalnya kemarin2 saiia sedang UN. Dan juga sibuk menjalankan ujian praktek..
Gomawo buat wunie. gak nyangka ada yang baca juga ff gaje ini. Hiks..hiks (terharu)
saya bingung nih, ngasih alur cerita buat chapter 4 ini. Tapi, kita coba dulu aja ya???? Kayanya ff nie makin gaje n membosankan aja. mianhae ya chingu… coz saia lagi kehabisan ide.. hehe.. tapi semoga semuanya terhibur aja deh..


Chapter 4
Part 1

OMG.. Kenapa kamu harus bertanya begitu?? Kalau begini aku mau jawab apa????????? Kenapa keadaan seperti ini harus muncul lagi dalam hidupku?? Keadaan dimana aku sedang tidak ingin menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan bummie oppa.. jadi sekarang aku harus jawab apa??

Aku berpikir sejenak untuk mememukan jawaban. Dan akhirnya aku menemukan jawaban yang pass. Aku berbohong lagi saja??.. ya lagi-lagi aku pintar!! [authorx yg pinter tauu]

“mmm… begini, tanggal 15 februari nanti aku berulang tahun yang ke 19. tapi, aku belum bisa menguasai permainan pianoku… aku khawatir pada saatnya nanti aku masih belum bisa memainkan lagu itu..” jelasku.. walaupun tidak sepenuhnya bohong. Karena memang benar kenyataannya seperti itu. Aku harus bisa memainkan satu lagu dihadapan para tamu undangn dihari ulang tahunku nanti.

“hhh… apakah aku benar benar bisa menguasainya dalam waktu 2 minggu?? Sementara les private bersaama so eun eonni saja hanya 2kali seminggu. Dan itu juga hanya 1 jam.” Aku berbicara pada kim bum. Walaupun aku tau dia tidak akan bisa memecahkan permasalahaan ini. Bisa kulihat kim bum yang sekarang berada di sebelahku ini menatap kalender yang sama denganku.

“hmmm.. 2 minggu ya?? Aku yakin nona ligar pasti bisa” ia berkata begitu mantap. Entah kenapa aku merasa tersemangati oleh perkataannya itu. Ia memberikan senyuman kecilnya kepadaku. Dan aku hanya bisa tertegun melihatnya. Senyuman yang begitu tulus dan hangat. Sepertisenyuman bummie oppa dulu…. Aissshhhh aku ini bicara apa sih?? Mana mungkin kim bum itu adalah bummie oppa. Tapi kalau dilihat sekilas dari wajahnya ini memang mirip sih….. menatap kim bum seperti ini seolah telah mengobati perasaan rinduku padanya. Hhh.. dia saat ini sedang apa ya?? Apakah dia juga ingat hari ulang tahunku?? assshh sudahlah tidak perlu memikirkannya lagi.. toh dia juga belum pasti memikirkanmu ligar…

“ligar-ssi?? Nona ligar???” kim bum mengayun-ayunkan tangannya di depan wajahku. Ia terlihat bingung dengan ekspresiku yang kosong ini. Karena aku memang sedang melamun..
“aahh..” aku terbangun dari lamunanku.. aduu.. lagi-lagi aku melamun.. akhir-akhir ni aku sering sekali kepergok seseorang ketikasedang melamun.
“mmm.. jika saya boleh tau, memangnya nona mau memainkan lagu apa???”
“hmmm.. rencananya sih, aku akan memainkan lagu nae moriga nabbaseo.. kau tau kan??” Tanya ku. Kim bum mengangguk. Bisa kulihat wajah imutnya itu terlihat sedang berpikir.. OMG saat berpikir seperti itu saja ia masih kelihatan imut..
“hmm.. kalau lagu itu sih, saya juga bisa.” Gumam kim bum.
“muo?? Maksudmu apa?”
“maksud saya, saya bisa mengajari nona kapan pun nona mau…!” ucapnya sambil memberikan senyumannya lagi.

Setelah itu kim bum menarik tanganku menuju ruang keluarga. Dimana piano besarku tersimpan. Kim bum duduk di kursi nya dan memainkan lagu nae moriga nabbaseo.. kim bum menekan setiap nada di piano itu menjadi sebuah intonasi yang indah dari lagu nae moriga nabbaseo. Ia pun mulai mengeluarkan suaranya dan bernyanyi..

Sampai tiba saatnya di reff dia benar benar mengeluarkan suara emasnya. Membuatku tertegun karena permainannya benar benar indah dan suaranya benar benar merdu..
“niga neomu pogosipeun nalen,
neomu kyeondigi himdeul naleneun,
neoreul saranghanda ipgae maemdola” lagu ini memang benar-benar seperti kisah hidupku..
“honja dasi tto crying for you..” sekali lagi menangis untukmu bummie oppa…
“honja dasi tto missing for you..” disini, sekali lagi merindukanmu bummie oppa..
“baby I love you I’m waiting for you..” bummie oppa, aku mencintaimu.. aku menunggumu..

ia menagkhiri lagunya dengan sebuah improfisasi di pianonya membuat lagu itu semakin manis bila di dengarkan…

aku tidak bisa mengomentari apa-apa dari permainannya barusan. Permainannya sungguh menakjubkan. Bahkan bisa dibilang perfect.. sungguh tanpa cela. Seolah-olah telingaku ini telah di menjakan oleh nada nada yang indah.. suaranya yang membuat bulu kudukku merindingsaat ia menyanyikan lagu itu di reff terakhir..

Pria ini?? Padahal aku yakin dia mempunyai banyak bakat.. Tapi menagpa dia harus menjadi bodyguard.. padahal dia mempunyai bakat yang terpendam. Bakat yang bisa menjadikannya seorang pianis, atau seorang yang bekerja di bidang musik.. pria ini.. memang sungguh penuh misteri…..

“woooww..” aku berdecak kagum. Kim bum yang telah mengakhiri permainannya itu. Berdiri dan berbalik lalu menatapku seraya memberikan senyuman manisnya. Aigoo sepertinya orang ini senang sekali terenyum?? Tidak adakah beban dalam dirinya?? Keadaan ini sungguh berbeda dengan dirinya pada saat bertemu denganku di mall kemarin lusa..

“hmm..sekarang nona silahkan bermain…” kim bum mengulurkan tangannya kearah bangku untuk bermain piano seraya mempersilahkanku untuk menunjukkan kemampuanku..
aku agak ragu untuk ini tapi, kalau tidak dicoba sama saja dengan nihill..

aku duduk di bangku yang berwarna coklat tua dengan busa yang berwarna merah. Kutarik nafasku panjang dan mengeluarkannya pelan. Kutekan nada nada di pianoku dan mulai bernyanyi walaupun ada beberapa nada yang miss dan juuga salah, aku tetap memperlihatkan permainan pianoku.

Setelah selesai, aku memebalikkan tubuhku dan menanyakan pendapat kim bum tentang permainanku.

“bagaimana menurutnu??” tanyaku ragu. Aduuu.. memalukan permainanku barusan sungguh jelek…
“mmmm.. jangan tersinggung ya.. kalaau menurutku sih permainanmu barusan bisa dikatakan buruk..” ucapnya seolah tanpa dosa. Muo?? Buruk?? Aku tau permainanku tadi memang buruk. Tapi jika mendengar perkataan itu dari orang lain rasanya sakiiiiitt… Sekali. Seperti ditusuk tusuk jarumm.. cekit-cekittt… [hwalahh.. malah jadi kaya iklan] paling tidak, ia ucapkan kurang bagus saja juga tidak apa-apa. Tapi ini?? Buruk?? Itu kata yang ia keluarkan. Huh.. dia ini lagaknya sepereti orang yang sudah master saja… sarjana saja juga mungkin belumm. Sok sok kaya master huh… menyebalkan.. sudah 2 kali kulihat sisi menyebalkan dari sirinya. Yang pertama tadi pagi ketika ia bilang kalau aku ini sudah salah, sok tau lagi… dan yang kedua sekarang..

“huhh” aku palingkan pandanganku sambil mendengus kesal. Ku manyunkan bibirku tetap tidak mau menatapnya. Sebenarnya sih, didalam keadaan kesal seperti ini, aku lebih senang jika menatap orang yang membuatku kesal lekat-lekat dengan tatapan killerku.. tapi, kalau orang itu kim bum,, aku tidak sanggup.. rasanya jika aku pikirkan. Aku malah ingin ketawa karena orang itu selelu saja mengajakku tersenyum.

“nona,, nona marah ya?? Yaampun.. Aku hanya bercanda!! Walaupun tidak seluruhnya bercada siihh.. hehe.. tapi aku yakin aku bisa mengajari nona sampai nona mahir memainkan piano sebelum 2 minggu.. aku janji..” mendengar perkataannya itu aku benar benar jadi ingin ketawa.. tapi karena aku juga harus jaga image di depannya, aku hanya memberikan senyumanku padaya..

“janji???” tanyaku sambil mengacugkan kelingkingku..
“janji!!” jawabnya seraya mencatelkan kelingkingnya pada kelingkingku.. DEG.. perasaan apalagi ini?? Lagi-lgi aku merasakan perasaan yang seperti ini lagi.. tapi,, tidakk!! Ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Entah mengapa saat ia mengucapkan kata itu, bayangan bummie oppa kembali muncul… tak bisa kupungkiri lagi kalau kim bum memang sungguh mirip dengan bummie oppa.

************

rumah ligar jam 9 malam..

sudah jam sembilan malam. Sudah waktunya aku tidur. Tapi, entah mengapa mata ini sukar sekali untuk terpejam. Bayang-bayang kim bum dan bummie oppa berkecamuk dalam pikianku saat ini. 2 pria ini, pria yang berbeda tapi menurutku mereka punya karakter yang sama. apalagi ketika kim bum mengucapkan kata ‘janji’ bayangan bummie oppa seperti merasuk dalam dirinya. Apalagi karena bummie oppa pernah mengucapkan kata yang sama…
‘yaksokhae’ kata yang sungguh menyakitkan.. membuatku kesal dan ingin melampiaskan semuanya. Tapi apa daya?? Yang bisa kulakukan hanya menangis, menunggu bummie oppa yang tak kunjung menemuiku..
tapim kini aku sadar.. aku harus tegar.. aku harus bisa melupakan semuanya. Karena dengan menangis hanya akan menambah kepedihan dalam hidupku… dengan memikirkannya saja sudah membuatku sakit.. “jangan.. jangan lagi menangisinya Ligar.. tak ada untungnya kau menangisinya” aku mencegah air mataku yang hendak keluar. Tapi air mata itu lebih kuat dari diriku.. ia bisa menerobos keluar dari pelupuk mataku tanpa bisa aku tahan. Lalu mengalir dari ujung mataku ke rambut. Aku lemah.. sungguh lemah.. desah ku dalam hati. Hanya untuk mencegah air mataku agar tidak keluar saja aku tidak bisa melakukannya. Rasa sakit yang ada di dada ini semakin sesak.

Tidak!! Aku tidak boleh terus seperti ini.. aku tidak boleh terus mengharapkan bocah berengsek itu lagi.. tekad ku sudah buloat.. aku akan melupakannya..

******

“annyeong.. appa, eomma..” sapaku kepada mereka yang sedang duduk di meja makan dan sambil menyantap sarapannya. Kau duduk di kursi yang biasanya aku tempati jika sedang mekan di meja makan. Di bangku ujung yang berhadapan dengan bnagku eomma.

“hmm.. kenapa matamu?? Kok sayu begitu?? Kamu habis menangis ya??” Tanya appa.. Urgh.. Kenapa sih appa selalu tahu apa yang aku lakukan. Ia selalu bisa membacanya dari gerak tubuhku atau sesuatu yang berbeda dariku yang biasanya. Walaupu appa jarang dirumah, tapi ia sangat mengerti aku. Dan selelu tahu apa yang terjadi padaku.

“mmm…” ia terlihat sedang berpikir sambil memperhatikan mataku.. Ia pasti mau menebak-nebak lagi..
“jangan bilang pada appa kalau kamu menangisi si berengsek jae joong itu lagi..” hmpt.. kali ini appa benar-benar salah. Aku jadi ingin ketawa jika mendengar appaku yang feelingnya selalu benar itu dan pernah dijuluki seoran mentalist oleh rekan kerjanya itu, kini salah memprediksi..
“hahahahahahahahaha… siapa juga yang memikirkan si bodoh jeje.. tentu saja tidak.. apalagi menangisiya.. appa ini ada-ada saja.” Tawaku tak dapat ku tahan lagi. Appa yang melihatnya hanya mengangkat satu alisnya sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

“bukan ya??? Haha kali ini tebakan appa salah.. kalau begitu kamu menangis untuk siapa?? Jangan-jangan....” appa memotong pembicaraannya.. ia menatapku lekat-lekat. Pandanagnnya begitu menusuk.

“jangan-jangan kamu menangis untuk appa dan eomma mu ini ya??” tebak appa asal.

“HAA?? Untuk appa dan eomma?? Untuk apa juga aku menangisi kalian berdua??” tanyaku sembari melahap speotong shanwitch yang terhidang di atas meja makn.

“tentu saja karena kamu tidak ingin kehilangan kami berdua. Karena kami berdua mulai nanti sore akan pergi ke china untuk mengurus bisnis appa di sana.” Jawab appa sembari sesekali melirik eomma. Eomma sendiri pun hanya mengangguk-angguk tidak jelas. Sambil melahap makanannya.

“lalu, aku disini dengan siapa?? Bagaimana denagn ulang tahunku??”
“tenang saja. Semuanya bisa diatur.. pada hari ulang tahun mu appa pastikan appa berada disampingmu.” Ucap appa penuh dengan kewibawaan sekaligus kasih sayang. Aku tersenyum kecil mendengar perkataan appa barusan. Aku ingin segera menantikan hari itu.

*********

part 2


Di kampus seperti biasa aku bertemu dengan teman-teman dan sahabat-sahabatku. Hmm.. aku lihat-lihat, kini kim joon dan taeyeon sudah semakin mesra saja. Aku ikut senang melihatnya. Sementara Hye Sun dan Min Ho, seperti biasa hubungan mereka diiringi cek-cok yang sebenarnya bermula dari masalah yang sepele seperti min ho yang cembueru pada aktor jang geun suk karena hye sun selelu membeli majalah-majalah yang berhubungn dengannya. Dan kerap kali mengacuhkan min ho. Namun cek-cok itu selelu berujung manis pada mereka berdua karena salah seorang diantara mereka akhirnya ada yang mau mengalah.

Sementara aku. Dengan siapa aku?? Masa harus dengan si Kim Bum?? Entah mengapa setelah dia bilang aku sok tahu, aku jadi agak sebal padanya. Walaupun ada juga perasaan kagum saat dia memainkan piano dan mengajari ku kemarin.

Pelajaran berlangsung cukup lancar. Selama kelas berlangsung, aku suruh Kim Bum menunggu di luar kelas. Walaupun sebelumnya menjalani perdebatan dengan judul “Kim Bum VS Yun Ho sosaengnim” karena kim bum ngotot untuk terus berada di sampingku karena takut kalau tiba-tiba ada yang menusukku dengan pensil dari belakang atau menaruh bom di bawah bangku ku. Sungguh berlebihan. Sampai-sampai urat kemarahan Yun Ho sosaengnim keluar. Dan akhirnya harus aku yang mengeluarkan TOA ku agar bisa mengusir si Kim Bum yang aku ancam akan memecatnya walaupun aku sendiri sebenarnya di ancam oleh sang dosen untuk mengeluarkanku selama kelasnya.

Dan kini, aku berada di cafe NU bersama sahabat-sahabatku dan juga Kim Bum tentunya. Disana aku bercengkrama dengan riang. Kim Bum juga. Beginilah senangnya di kampus. Walaupun ada juga yang tidak menyenagkan sepeti lagi-lagi bertemu dengan seseorang tidak kusukai.

Jae Joong.

“annyeong.. boleh aku bergabung dengan kalian??” tanyanya tapi menurutku lebih mirip sepert memohon untuk menerimanya di meja ini.
“ya” jawab mereka semua.
“kau ligar?? Apa aku boleh bergabung denagn mu??” tanyanya lagi.
“hn” hanya itu jawabanku sembari memberikan lahan tempat duduk yang sialnya tinggal satu-satunya yaitu di sebelah kananku. Jae joong duduk di situ.

“oh iya” seru ku setelah ingat sesuatu yang ingin aku berikan pada mereka semua. Ku mengambil sesuatu yang berada di tas putih ku dan mengeluarkan beberapa kartu berwarna biru muda dan membagikan nya kepada mereka. Termasuk jae joong karena jika tidak memberikannya aku merasa tidak enak pada taeyeon sebagai adiknya.

“ulang tahun??” seru mereka bersamaan. Aku haya menganggukkan kepalaku seraya tersenyum cerah.
“datang ya..” seruku. “hmm, pasti” ucap Min Ho serya melirik Hye Sun yang berada di sebelahnya.
“hm, aku juga ikut!!” seru hye sun seraya membalas tatapan Min Ho. Diiringi persetujuan yang lainnya.

Setelah itu kami memutuskan untuk pulang ke rumah kami masing-masing. Dan dirumahku, seperti biasa Kim Bum mengajariku lagi bermain piano di runagan keluarga.

********

14-februari-2010 valentine day..

aku kasih coklat ke siapa ya??? Aku kan tidak punya pasangan. Sementara itu, Hye Sun dam Taeyeon merayakannya dega pasangan masing-masing. Apalagi Jae Joong, ia mendapat banyak sekali coklat yang menumpuk di lokernya beserta surat-surat penggemar yang berwarna merah, atau pink. Namun tiada satupun coklat atau surat-surat itu yang terkirim dariku. Karena aku sendiri sudah tidak mempunyai rasa apapun terhadapnya. Di ahri ini, aku juga merasa sedikit kesal karena Kim Bum juga banyak mendapatkan coklat-coklat dari para sunbae centil dan diterimanya dengan lapang dada. Huh, ntah mengapa aku jadi merasa panas dengan perlakuannya yang menerima coklat-coklat itu. Tapi aku juga bisa menangkap perasaan gelisah. Seperti sedang menunggu kiriman coklat dari seseorang yang diharapkannya. Dari siapa ya kira-kira? Jangan-jangan dari So Eun eonni. Huh, dari pada memikirkan hal seperti itu, aku lebih baik memikirkan acara ulang tahunku besok. 15 februari.

Aku berbelanja di sebuah butik ternama milik designer ternama korea. Tentunya bersama Kim Bum di sampingku. Aku sedang memilih-milih gaun yang pantas untuk pesta ulangtahunku besok. Dan aku telah menemukan gaun yang tepat.
Sebuah gaun simple panjang yang berwarna krem yang agak terbuka dibagian punggung dengan hiasan payet mahal di bagian dada.

Dan sekarang aku berada di sebuah toko perhiasan untuk membeli aksesoris-aksesoris seperti sepetu, kalung dan anting mumpung sekarang sedang ada discount dengan tema Valentine Day.

“jadi semuanya berapa?” tanyaku seraya mengeluarkan dompet tebalku untuk membayar sepatu, kalung dan anting yang kubeli.
“semuanya jadi 3000.000 won” ucap sang kasir. Aku mengeluarkan uang dengan jumlah nominal yang sama. Kasir itu menerima uangnya.
“duh, nona dan tuan ini mesra sekali ya..” ucap kasir itu sambil melirik-lirik Kim Bum yang ada di belakangku. Aku hanya mengangkat satu alisku dan bertanya tak mengerti.
“mesra? Maksud anda?” tanyaku lagi. Kim Bum yang berjalan kesampingku juga memperlihatkan ekspresi tak mengerti.
“ehm, karena hari ini hari valentine. Dan juga anda telah berbelanja di toko kami melebihi 500.000, anda berhak mendapatkan coklat valentine. Sebaiknya anda berikan pada pasangan anda yang itu tuh,,” ucapnya sembari senyum-senyum pada Kim Bum dengan genit.
“muo?? Jadi selama ini anda mengira saya pacaran dengannya?” tanyaku seraya membulatkan mataku menatap sang kasir yang genit itu.
“tentu saja. Kalian memang pasangan kekasih kan?” tany6anya sembari menunjuk kami berdua.
“ah, tidak. Saya ini hanya bodyguardnya nona Ligar.” Ucap Kim Bum memperjelas hubungan kami.

“mwo?? Bodyguard? Mianhae, kalau saya salah. Habisnya kalian berdua ini cocok sih” katanya sembari menyerahlkn coklat yang berbentuk hati yang dibungkus dengan dus berwarna merah muda dan berhiaskan pita yang berwarna merah hati. Aku menerima coklat hadiah dari kasir wanita yang bergantungkan papan nama kecil yang bertuliskan ‘han hyo joo’ di bagian dadanya.
“kamsahamnida. Datang lagi kesini ya..” ucapnya seraya membungkukkan badannya sedikit.

Aku dan Kim Bum pun keluar dari toko perhiasa itu denagn coklat di tanganku. Kerena tidak tau lagi harus diberikan ke siapa. Aku menyodorkan coklat itu kepada Kim Bum yang berada di sebelahku. Dengan raut muka malu, aku membalikkan mukaku kearah yang berlawanan seraya menyembunyikan rona merah dipipiku. Walaupun sebenarnya ada banyak rasa malu karena rasanya tidak elite saja memberikan coklat gratisan yang dihadiahkan sebuah toko perhiasan. Tapi tak apalah. Masih untung aku beri coklat.

“u-untuk-ku??” tanya Kim Bum setengah tergagap. Sepert tak percaya atau tak pernah terlintas dipikirannya kalau aku menghadiahkan sesuatu kepadanya.
“hm,” jawabku pelan hampir tak terdengar. Seraya mengangguk kecil tetap tidak ingin menatap wajahnya.

Dengan malu-malu Kim bum menerima coklat itu.

“gomawo”. Uajrnya singkat tapi terdengar nada senang pada ungkapan singkatmya itu.
“dan, mian”. segera kupalingkan wajah ku yang semula tertunduk malu kini menatap wajah tampannya.
“mian? untuk apa?” tanyaku khawatir karena mnedengar kata mian, aku kembali terselimuti bayang-bayang bummie oppa yang meninggalkanku 12 tahun yang lalu. Mian, karena harus meninggalkanku.
“mian, karena aku harus meninggalkanmu.” Segera aku membulatkan kedua bola mataku. Aku tak percaya kalau Kim Bum yang aku harapkan bisa menjadi pengganti bummie untuk melindungiku walaupun statusnya yang berbeda karena Kim Bum hanyalah seorang bodyguard. Kini meninggalkanku. Membiarkan ku kembali sendiri.

“saya ada urusan hari ini. Jadi saya tidak bisa menemani anda sampai pukul 7 malam.” Katanya memperjelas ucapannya barusan. Fuih.. sukurlah. Aku kira dia akan meninggalkanku seperti bummie oppa. Ternyata tidak. Aku sungguh lega.

“oh. Bailah. Tidak apa-apa. Aku bisa pulang sendiri kok.” Ucapku berusaha tenang. Walaupun ada perasaan lega karena dia tidak meninggalkanku seperti bummie, tapi aku juga merasa sedih karena tidak ditemaninya walaupun hanya beberapa jam dari jam kerjanya yang biasa.

“kamsahamnida.” Ucapnya seraya membungkuk 90 derajat. Lalu memberhentikan taksi yang melintas dijalan raya depan toko perhiasan tadi. Iapun masuk kedalam taksi dan meninggalkanku di toko tadi. Entah apa urusan yang akan dia lakukan itu. Jika mempertanyakannya, aku takut kalau urusan itu urusan pribadi. Dan rasanya tidak sopan untuk membicarakannya.

*********

15-februari-2010

Hari ini. Hari yang kutunggu. Bertambah satu tahun. Usiaku. Bahagialah aku.. lagu jamrud sekilas terlintas dikepalaku dan kunyanyikan dalam hati walaupun ada sebagian lirik yang ku ganti. Menggambarkan perasaanku saat ini.

Pagi telah berganti menjadi siang. Siang telah berganti menjadi malam. Yang dimana pesta ulang tahunku di laksanakan. Semua tamu undangan merasa turut bahagia di tengah-tengah ruangan besar rumahku. Design ruangan ini dibuat semewah mungkin oleh appaku. Sebagaimana yang telah dijnjikan appaku sebelum beramngkat ke luar negeri lagi, ia akan menyuruh bawahannya untuk membuat ulangtahunku sebaik mungkin. Dan inilah hasilnya. Akupun merasa bahagia. Ditengah ruangan ini. Semua perhatian tertuju padaku. Dengan menggunakan gaun yang telah kubeli kemarin sore, kulangkahkan kakiku menuruni anak tangga. Seluruh perhatian tertuju padaku. Dengan iringan musik klasik aku berjalan menghampiri para tamu undangan yang telah menunggu sang tuan puteri yang sedang berulang tahun ini menampakkan dirinya. Kuhampiri appa dan eommaku yang sedang berdiri menati ku di bawah situ. Setelah sampai, appaku merangkul lengan kananku dengan lengan kanannya.

“inilah puteriku yang paling cantik. Puteri semata wayangku. Pewaris HATAKE Group. Hatake Ligar.” Ucap appaku denagn penuh wibawa.

Aku menyapa mereka semua dengan lembut. Tentunya juga dengan senyum semanis mungkin yang terhias di bibirku.

“annyeong, naneun Ligar imnida.” Sapaanku yang mereka terima dengan senyum terpana juga pujian-pujian seperti ‘cantik’ dan sebagainya.
Appa mempersilahkanku untuk berdiri di depan meja ber roda yang dibawa pelayan dari ruang dapur. Mempersilahkanku untuk meniup lilin dari kue yang berada di atasnya. Alunan lagu ‘sengil chuka hamnida’ bergema di ruangan ini. Seluruh tamu undangan, para pelayan, serta eomma dan appa menyanyikannya. Setelah lagu itu sudah mencapai akhir, aku tiup lilin-lilin yang berjumlah 19 itu. Menimbulkan asap kecil setelah lilin itu padam. Sorak sorai bergerumuh dari para tamu undangan. Aku kini mengambil alih pembicaraan membuat semua orang diam membisu mendengar perkataanku.
“Saya, Hatake Ligar mengucapkan banyak terima kasih pada hadirin sekalian. Aku sangat bahagia hari ini. Dan di hari ulang tahunku ini, aku ingin kalian turut berbahagia bersamaku.”

“Dan aku juga ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk menghibur kalian semua.” Sorak sorai dan tepuk tangan mengiringi langkahku ke sebuah panggung yang meletakan sebuah piano diatasnya. Ketika aku duduk di kursi kecil depan piano, sorak sorai itupun berhenti. Semua mata kini kembali tertuju padaku. Perlehan menekan warna dari piano tersebut putih dan hitam. Mengalunkan nada indah dari lagu nae moriga nabbaseo.

****

“baby I love you I’m waiting for you..” aku mengakhiri lagu itu dengan sebuah inprovisasi pada pianoku. Sorak sorai serta tepuk tangan kembali berkumandang. Namun kali ini ditambah dengan siul-siulan tidak jelas yang aku tahu sumbernya itu dari si Min Ho yang ikut terpana melihat permainanku. Aku lirik sekeliling wajah disekitar Min Ho. Ada Hye Sun yang mengacungkan 2 jempolnya seraya berkata “bagus!!” walaupun tak terdengar karena keramaian para tamu lainnya. Juga ada TaeYeon yang tersenyum bangga. Ada juga Kim Joon di sebelahnya dengan segelas anggur yang tinggal setengah juga tersenyum menatapku. Tapi sosoknya tidak aku temukan. Sosok yang aku ucapkan terimakasih karena juga berkatnya aku bisa dengan lancar memainkan piano sebagai pengiring lagu nae moriga nabbaseo. Kemana Kim Bum???

Itu dia aku menemukannya. Ia sedang memegang gelas tinggi minumannya. Hari ini ia sungguh tampan dengan jas hitam dan kemeja putihnya hari ini. Walaupun seperti biasanya juga begitu, tapi entah mengapa kali ini rasanya auranya berbeda. Rambutnya yang hitam pekat ditata rapi. Tak lupa juga dengan anting hitamn di telinga kirinya. ia sedang mengobrol dengan seorang wanita sambil sesekali meneguk minumannya itu. Ya. Aku bisa melihatnya dengan jelas dari atas panggung sini.

Eh, tunggu.. Wanita??? Siapa wanita itu? Ah aku tidak bisa melihat wajahnya dari sini karena di menghadap ke arah yang berlawanan dari ku. Mereka terlihat sangat akrab karena bisa kulihat Kim Bum banyak tertawa dan tersenyum bersama wanita itu.

Perlahan wanita berambut panjang itu berbalik menghadap panggung. Dan kini aku bisa dengan jelas melihat wajahnya.

OMG. Dia kan!!!

TBC….

Sebenarnya siapa wanita itu??? Ayo tebak wanita berambut panjang..
Lalu kenapa waktu hari valentine kemarin Kim Bum minta ijin buat pulang lebih awal??? Semua akan terungkap di cahapter 5 nanti.
Bersambung dulu ya.. gomawo buat yang baca lagi..
n jgn lupa buat coment okk??

Cuplikan buat chapter 5 nanti..

Tidak juga aku perhatikan tangga tempat turunya aku dari panggung itu. Membuatku oleng dan terjatuh. Untungnya Key, salah satu personil SHINee menahanku. Dan akupun jatuh kedalam pelukannya.
-
“aku Key, sengil chuka,”
“ah iya. Gomawo”
-
Kenapa ini? Perasaan apa ini?? Apa aku merasa cemburu? Ah tidak mungkin. Bodohnya juga aku. Kenapa tadi bukan aku yang menolong nona Ligar? Itu kan tugasku.

****
C u next chapter.. ^^

By : princess sang bum

Jumat, 05 Maret 2010

ff kim bum - I LOVE YOU MY BODYGUARD CHAPTER 3

Annyeonghaseyo… saia agak ragu bwad post chp 3 ini.. tapii..qta cba ajja ok???……. mianhae kalau agak boring…



Kita mulai ajja ok?? Gak usah banyak cing cong


Part 1
‘prang’ suara gelas yang jatuh dan pecah menjadi berkeping keeping.
“kk…kau.. kau kan yang waktu tu menabrakku.. ?? apa kau tau gara garamu sepatu mahal yang susah payah aku beli jadi rusak tau…” aku menggerutu kesal jika mengingat kejadian itu..
“ehmm.. sekali lagi mianhae… jika nona tidak bisa menerimanya, nona bisa memotong separuh gaji ku tiap bulannya..” pria yang bernama kim sang bum tadi menundukkan keplanya penuh penyesalan… aduuu.. aku jadi tidak enak padanya… sebenarnya kan aku tidak menuntut apa apa darinya. Lagipula kalau uang sih bagiku mudah. Tapi, masalahnyasepatu itu hanya ada 3 pasang di dunia… dan susah sekali untuk mendapatkannya. Tapi, dia sepertinya benar benar merasa bersalah.. lagipula, jika memang benar dia adalah pahlawan yang misterius kemarin, seharusnya aku yang berhutang budi padanya.

“aniyo, bukan begitu… ahhh.. sudahlah aku sudah memaafkanmu kok..”
“mm.. kamsahamnida..” jawabnya lagi.

“ooouu.. jadi kalian sebelumnya sudah salig bertemu ya??” tanya eomma…. Kami berdua mengangguk serempak.
“baguslah.. loagipula kami kira kim sang bum ini pria yang baik dan juga bisa melindungimu..” seru appa.
“appamu ini benar. Tadi di perjalanan pulang, dompet eomma hendak dicuri oleh pencopet. Untung saja ada kim sang bum yang menolong kami menangkap copet itu. Setelah mengobrol cukup lama dengan kim sang bum, dan ternyata dia sedang mencari pekerjaan. Lalu kami berdua sepakat untuk menjadikan kim sang bum sebagi bodyguardmu” lanjut eomma panjang lebar.
Aku hanya meng oo kan saja pernyataan eomma tadi. Hmm.. sepertinya pria in memang ditakdirkan untuk menjadi seorang pahlawan.. tak disangka dibalik wajah imutnya ini dia adalah seorang yang jagoan dan jantan. Aigooo… aku ini mikir apa sih?? Sesaat tadi aku terkesima dengan pernyataan eomma dan juga hal hal yang telah ia lakukan untukku dan keluargaku..

“saya akan melindungi nona ligar dengan sepenuh jiwa saya.” DEG perassan apa ini??? Kenapa aku jadi gerogi gini ya?? Padahal diasendiri santai santai saja. Aigoo.. jangan sampai terjadi lagi seperti pada saat aku diselamatkannya kemarin…. Jangan. Kalau da menyadari bahwa wajahku memerah dan juga aku kikuk dihadapannya seperti ini, mau bilang apa aku??

“ehm.. kim sang bum, kamu harus menjaga ligar mau di dalam rumah maupun diluar rumah dari pukul 7 pagi sampai pukul 7 malam. Setelah itu kamu dapat pulang kerumahmu sendiri. Arasso??” jelas appa.
“ne, saya mengerti.” Ia menganggukkan kepalanya.

“hmm.. ligar, kamu hari ini ada les piano bukan?? Kok kim so eun belum datang??” Tanya eomma padaku. Aku hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu. Hmm.. so eun eonni kok belum datang untuk mengajariku main piano ya?? So eun eonni adalah guru private les piano ku. Biasanya jam segini sudah mulai les.

“ting nong” kembali bel di tekan oleh seseorang dari luar. Nah!! Itu pasti so eun eonni. Pajang umur sekali dia. Pintu dibuka oleh pelayan. Dan ternyata itu memang benar-benar so eun eonni.

“annyeonghaseyo, mianhae saya terlambat.” Ucapnya ketika menemukan kami yang berada di ruang tamu ini. Tidak sengaja kulihat mata so eun eonni dan kim sang bum saling bertemu. Tersirat dari mata kim sang bum ia seperti mengagumi so eun eonni walaupun hanya melihat tampilannya untukyang pertama kalinya.
So eun eonni hari ini memang cantik sekali. Dengan pakaiannya yang sederhana tapi menarik. Dan juga sepatu yang sebenarnya juga bukan sepatu yang mahal tapi terlihat manis jika dipakai oleh kaki mulusnya. Uhhh.. kok aku jadi iri begini gara gara melihat kim sang bum seperti menyukai so eun eonni?? Apa mungkin aku cemburu?? Arghh.. jangan sampai dechhh……

**********

setelah mitu aku, kim sang bum juga so eun eonni memasukki ruang keluarga dimana piano ku tersimpan.
Kim sang bum dan so eun eonni memperhatikan permainan pianoku yang masih berantakkan. Setelah itu, so eun eonni mengajariku bagaimana cara yang benar.
“begini caranya, kau harus bisa menggerakkan jari tengahmu bersamaan dengan jari kelingking. Seperti ini” so eun eonni mengajariku cara yang benar. Ku lirik kim sang bum yang sedang berdiri mematung di sebelahku. Ia sedang memperhatikan so eun eonni dan permainan pianonya yang begitu perfect. Kembali tersirat dimatanya ia menyimpan kekaguman yang begitu besar terhadp so eun eonni. Hhh.. kali ini aku benar benar seperti merasa ciut dihadapan so eun eonni dengan segala kelebihannya. Jika dibandingkan denganku?? Aku ini bukan siapa siapa.

**********

“nah, jam pelajaran sudah selesai… saya pulang dulu ya.. :D” ujar so eun eonni karena waktu sudah menunjukkan pukul 17 : 00.
“ne” aku mengangguk lalu mengantar so eun eonni sampai ke pintu depan dan membiarkannya pulang. Bisa kulihat dari ujung mataku, kim sang bum yang ada di sebelahku memperhatikian kepergian so eun eonni. Setelah so eun eonni lenyap dari pandangan kami, semuanya terasa hening. Kembali seperti waktu itu diamana aku dengannya saling tidak bersuara. Untuk mengusir keheningan ini, aku yang memulai pembicaraan.

“mmm.. kim sang bum!!” kim sang bum yang tadi masih memandang kepergian so eun eonni kini mengalihkan pandangannya kepadaku. Sementara aku masih memandang ke arah pintu keluar.
“mm.. nona cukup memanggil saya kim bum.”
“baiklah… mmmm…. Aku mau bertanya kepadamu.. So eun eonni itu cantik ya??” tanyaku tanpa mengalihkan pandangnku.
“maksud nona??” ia terlihat bingung pandangnnya masih tertuju kepadaku.
“maksudku jika dibandingkan denganku so eun eonni itu seperti kupu kupu ayng cantik, dan cerdas. Sementara aku ini seperti ulat yang lemah.” Pandangnku tidak berpaling dari arah pintu keluar. Sementara itu kim bum yang yang tadi memandangku mengalihkan pandangannya lagi kearh yang sama denganku..
“hhhhh….” Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan.
“iya…” hmmmkk.. kenapa ini? Kenapa mendengar pengakuan darinya seperti ini membuat dadaku sesak?? Rasanya leherku tercekat.

“aa.. apakah kau menyukainya??” aku coba bertanya lebih lanjut padanya walau hati ini terasa sakit. Apa yang akan ia katakan selanjutnya ya??? Ingin sekali aku mendengar kata tidak terucap dari bibirnya. Entah mengapa aku merasa tidak rela. Sepertinya aku benar benar menyukainya… ayolah.. jawab!!

“mm.. tidak…” HAAA??? 0_0 “jika harus memilih antara nona atau dia aku pasti akan memilih nona..” [kyaaa.. pengennnn>.<] segera kualihkan pandangnku ke kim bum. Kim bum yang merasa dipandangi seperti itu langsung merasa salah tingkah…[oppa so sweet yak??]
“mmm.. maksud saya, saya akan memilih ulat yang lemah itu. Karena saya yakin ulat lemah itu akan bermetamorfosa menjadi kupu kupu yang lebih cantik, lebih pintar, dan juga kuat..” wajahku spontan bersemu merah. Tak bisa kupungkiri kalau aku merasa sangat senang ketika mendengar perkataannya barusan….^,^ [author lagi” mupeng *sambil ngacai* yakzzzz]
kupalingkan wajahku ke arah yang berlawanan dari kim bum. Aku tak ingin ia melihat seberapa merahnya wajahku saat ini. Tapi ingin sekali rasanya kuteriak untuk menunjukan seberapa senangnya aku saat ini. >o<


***********

sekarang sudah pukul 7 malam. Kim bum sudah pulang barusan. Kini aku berada di ruang makan bersama eomma dan appa. Disela sela makan, kami bercakap cakap.

“bagaimana dengan bodyguard baru mu itu..” Tanya appa.
“tidak seburuk yang aku kira..” jawbku simple. Lalu meneguk orange jus ku.
“hha.. jangan kamu kira appa tidak tahu sifatmu.. kamu menjawab sperti itu karena bodyguardnya ganteng bukan. Kamu menyukainya kan?”
“hmkk.. uhuk uhukk..” aku tersedak mendengar perkataan appa barusan.
“tentu saja tidak.. maksud appa apa?” menjadi salah tingkah dengan perkataan appa tadi.. aduuu.. kenapa aku harus salting begini sih?? Bisa bisa appa tambah curiga..

“benarkah?? Appa percaya padamu..” nada bicara appa kini menjadi serius. Aku tidak suka jika appa yang biasanya humoris menjadi mendadak serius seperti ini.
“karena dia tidak pantas bersanding denganmu. Dia hanya bodyguard.. tidak lebih..” apa?? Bagaimana ini?? Bagaimana kalau aku benar benar menyukai kim bum?? Tapi, bagaimanapun aku tidak bisa membantah perkataan appa. Aku tidak ingin menjadi anak yang durhaka kepada orang tua.

***********


Kini aku berada di kamarku. Kuhempaskan badanku ke kasur secara terlentang. Yang ada dipandanganku kini hanya langit langit kamar yang polos.
Mengapa perasaan ku harus seperti ini?? Apa aku benar benar menyukai kim bum? Atau hanya sekedar kagum padanya karena ia pernah menyelamatkanku tempo hari?? Atau hanya sekedar tersanjung dengan perkatannya tadi?? Aigoo ligar.. dimana mana cowok itu memang selalu gombal.. tapi untuk apa juga dia gombal padaku?? Ishh.. jangan kepedean dechh..
Tapi perasaaan ini, sungguh berebeda dengan peresaan perasaanku sebelumnya. Sebelumnya aku berpacaran dengan seseorang bukan karena aku cinta, bukan juga untuk memeras hartanya karena hartaku sendiri sekarang sudah banyak. Tapi hanya untuk mengusir kesepian. Apakah aku memang menyukai kim bum?? Pertanyaan itu selalalu saja berkecamuk dipikiranku. Bukannya selama ini aku hanya menyukai bummie oppa?? Bagaimana kalau perasaan ini terus berkembang hingga menjadi cinta yang sesungguhnya? Dan bagaimana pula jika aku sudah benar benar mencintai kim bum sepenuhnya bersamaan dengan bummie oppa pulang untuk menemuiku?? Arghhhhhhhhhh aku capek memikirkannya. Mungkin yang terbaik sekarang untukku dan untuk semuanya aku pendam perasaan ini dulu. Tidak ada yang boleh tahu tentang ini, termasuk kim bum… yang boleh tahu hanya aku. Ya!! Hanya aku….

Lebih baik sekarang aku tidur dulu. Aku harus menyiapkan tenaga untuk besok. Aku juga harus mempersapkan mentalku karena besok aku pasti akan bertemu jae joong oppa di kampuss.. huft.. sudahlah.. masalah jae oppa aku sudah tidak memikirkannya lagi….
Kini aku pun terlelap dalam tidur nyenyakku -.- ZZZzzzZZZ [tenang.. gak ngorok kok hehe xp]

***********


part 2


tas siap, handphone dan juga peralatan kosmetik juga siap [kaya mau ke ondangan ajja.. hehe namanya juga wanita]. Tinggal menunggu kim bum..
setelah kim bum sampai, aku segera berangkat kekampus menggunakan mobil caddilac merah denagn dua tempat duduk yang aku beli dengan uang tabunganku sendiri.. [woooww 0.0]. kim bum yang menyetir mobil sementara aku duduk di sebelahnya.
Kim bum dari tempat duduknya mendekatkan badannya kearahku..

Muo?? Mau apa dia?? Kenapa harus sedekat ini?? Tangan kirinya meraih pundak pundak kanan ku menyebabkan wajahnya sangat dekat dengan wajah ku. Kyaaaaaaa…. Apa yang mau dia lakukan?? DAG DIG DUG, DAG DIG DUG, jantungku berdetak dengan sangat cepat. Badanku kaku seolah olah tidak bisa menolak atau berteriak.
SLEEETT.. ia meraih sabuk pengaman di jok yang aku duudkki dan memasangkannya untukku. Muo?? Jadi itu yang mau ia lakukan. Fuihh.. leganya.. ternyata dia tidak bermaksud macam macam.
“mmm.. maaf, tapi, sebagai bodyguard, keselamatan nonalah yang terpenting.” Aku tertegun mendengar perkataannya barusasan. Lagi-lagi wajahku memerah jika ia berkata seperti itu. Aku mengerti, ia memakaikan sabuk pengaman untukku untuk menjaga keamananku dan juga keselamatanku.
Setelah berkata barusan, ia memakaikan sabuk pengamannya sendiri dan menjalankan mobil menuju universitasku.

*********


Selama perjalanan, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirku maupun bibirnya. Suasana hening diantara kami berdua. Untuk mengusir keheningan ini, lagi lagi aku yang memulai berbicara.
“dari sini belok kiri.” Aku berkata dingin.
“mm.. memangnya nona kuliah di universitas mana?” tanya kim bum tanpa mengalihkan pandangnnya dari jalanan.
“di nu” ucapku pendek. Kim bum menolehkan pandangannya kepadaku sebentar. Bisa kulihat muka imutnya itu kini terlihat blo’on. Sepertinya ia sedang bingung.
“nu???? Nahdhatul ulama??” DOOOONGG. “perasaan bukan nama universitas sini??” wajahnya kini benar benar seperti keledai dungu. Hmpt.. aku sumbat mulutku dengan tangan. Aku berusaha menehan tawa. Anak ini sepertinya benar benar polos atau kurang gaul??? Masa nu saja tidak tau kepanjangannya.
“hahahahahahahahahaaa” tawa yang tadi berusaha aku tahan akhirnya meledak juga. [kassian oppa di ketawaain gitu..] wajahnya kini terlihat tambah bingung. Diangkatnya satu alisnya tanda ia benar benar kebingungan.
“haha..ha.. NU itu.. namikaze university.. ha.. ha” tawaku akhirnya reda juga. Habisnya dia ini seperti orang yang baru pertama ke korea saja.
“asal kamu tahu saja ya.. namikaze university itu adalah universitas termahal di kota seoul. Pemiliknya saja adalah orang kedua paling kaya di korea selatan. Kalau tidak salah, namanya.. mm.. namikaze siapa ya? Aku ingat ingat lupa. Ya, namanya namikaze monita..” aku menjelaskan panjang lebar kepada kim bum.
“hmptt…” kali ini dia yang terlihat sedang menahan tawa. Kenapa dia?? Jangan jangan dia crazy? Sayko? Gila?..
“hahahaahahhahaha” ia tertawa lepas. Membuatnya 10x lebih ganteng dari sebelumnya. Aku tertegun melihatnya tertawa seperti itu. Entah karena heran melihatnya tertawa tiba tiba seperti atau karena tertegun karena melihatnya jadi tambah tampan.
“kenapa kamu tertawa seperti itu??” Tanya ku curiga. Karena aku takut kalau dia mentertawakan ku.
“hahha.. aniyo..” ia menggeleng tapi tetap tertawa. Aku jadi tambah sebel sama dia. Akum mendesaknya supayua dia mengatakan alasannya tertawa sekeras itu.
“cepat katakana padaku atau aku akan marah!!!” [maarah aja sana, orang orang jg gak peduli wkwkwk]
“jangan!! Baiklah saya katakan” ucapnya yang sambil menyetir itu. Ia hentikan tawanya dan mulai mengatakannya padaku.
“saya menertawakan nona karena nona ini sudah salah sok tau lagi..” muo?? Sok tau?? Ixc.. dassar bodyguard tidak tau diri.. aku pecat baru tau rasa kumu!! [wkwkwk dibilang sok tau sama bodyguardnya sendiri]
“yang benar itu namikaze minato.. bukan monita… monita kan nama cewek?? Lagipula sekarang ini, namikaze minato itu sudah menjadi orang paling kaya di korea selatan karena harga penjualan sahamnya meningkat derastis. Beberapa tahun kebelakang ini dia sedang sibuk menjalankan perusahaan sahamnya di jepang sehingga dia tidak bisa pulang ke korea.” Apa benar yang ia katakana tadi?? Darimana aku bisa tau kalau yang dia katakana itu benar?? Jangan jangan dia yang sok tau. Aku mendelik padanya tajam. Kembali dengan mata killer ku. Ia yang dipandangi begitu merasa risih danm mengalihkan pandangannya kejalanan.
“kok kamu tau sekali?? Apa hubungnmu dengan namikaze group atau dengan orang yang bernama namikaze minato itu??” aku bertanya sinis padanya. Ia terlihat gigup dengan pertanyaan ku itu. Wajahnya seketika mengeluarkan beberapa keringat.
“kenapa kamu gugup seperti itu?? Ayo jawab!!” tanyaku lebih lanjut. Aku terus memeperhatikannya. Wajah gugupnya itu penuh dengan misteri. Jangan jangan dia punya hutang kepada orang yang brenama namikaze minato itu?? Dan hutang yang tidak sedikit.. kyaaaa bagaimana kalau dia sebenarnya sedang dicari cari polisi karena hutangnya itu?? Lagipula waktu aku pertama kali bertemu dengannya dia sedang dikejar kejar oleh orang orang yang berbaju hitam. Jangan jangan orang yang memakai baju hitam itu adalah suruhan dari orang yang bernama namikaze minato itu.
“dulu saya bekerja kepada tuan namikaze minato sebagai supir di jepang. Padahal tuan namikaze minato itu sangat baik pada saya. Tapi saya harus berhenti bekerja padanya karena ibu saya yang berada di korea sedang sakit. Dan saya memutuskan untuk berhenti bekerja padanay dan memilih bekerja di korea saja.” Jelasnya panjang lebar. Ouuu.. tapi, kalau ceritanya seperti itu, kenapa dia harus gugup dan tegang seperti tadi?? Orang ini memang sungguh penuh dengan misteri.. aku harus cari tau nanti…
Selanjutnya, tidak ada sepetah katapun yang keluar dari mulut kami berdua. Sampai kami sampai di universiats.


*********



sesamapaiya di NU, kim bum mengawalku dari belakang. Aku merasa risih dibuatnya. Para mahasiswa lain yang melihatna terheran heran sambil tertawa tawa sendiri melhatku dikawal seperti ini. Seperti anak kecil saja. Sesampainya aku di koridor kelas, aku bertemu dengan hyesun dan menyapanya.
“HYE SUN-a!!!”
“ligar?? Kamu tidak sedih lagi?? Kamu kan baru saja dikhianati oleh jae joong sunbae??”
“tentu saja tidak.. untuk apa uga aku harus bersedih demi laki-laki seperti dia?? Ih.. ogah dehh..” jawabkudengan tampangh jijik. Hye sun tidak mengeluarkan kata-katanya lagi. Kini pandangnya tertuju kepada seseorang di belakangku yaitu kim bum.. hye sun tersenyum senyum sendiri.
“mm.. pantas saja kamu tidak sedih.. ternyata kamu sudah mendapatkanpenggantiyang lebih cakep dari jae joong sunbae … kenapa kamu tidak cerita??” ku naikkan sebelah alis ku keatas tanda aku kebingungan.
“maksudmu apa??” hye sun menunjuk seseorang di belakangku denagn cara memonyongkan bibirnya kearah belakangku. Kutengok kebelakang dan aku tidak menemukan siapa-siapa lagi disana kecuali kim bum.
“siapa??” aku benar benar bingung dengan pernyataan hye sun barusan. Aku benar-benar tidak mengerti.
“aigooo.. kau ini benar-benar babo.. jangan pura-pura tidak tau.. tentu saja orang ini…” hye sun berjalan ke belakangku. Kini ia berada di sebelah kim bum dan menepuk-nepuk pundaknya.
Aigoo.. jadi hye sun mengira bahwa kim bum kekasihku???
“Aigoo.. kau salah paham.. dia ini bodyguardku.. namanya kim bum..” jelasku.
“MM.. MUO??.. bodyguard?? Kau pasti bercanda iya kan??” Tanya hye sun tak percaya. Kim bum memperkenalkan dirinya sekaligus memperjelas kesalah pahaman ini.
“Annyeonghaseyo, kim bum imnida.. saya bodyguard barunya nona hatke ligar”
“jadi ini bodyguard yang kamu ceritakan di telapon waktu itu??” Tanya hye sun dengan mata yang terbelalak. Aku mengangguk smabil melihat begitu banyak keanehan yang ada di mimik wajah hye sun.
“aigoo.. kamu imutt sekali… dari pada jadi bodyguardnya si ligar, mending kamu jadi bintang film aja..” cap hye sun sambil mencubit pipi kim bum gemas. [ aduu.. jngan keras keras donk.. nanti pipi kim bum oppa kemong. saiia juga pengenn >,<]
bisa kulihat kim bum hanya tertawa melihat tingkahlaku hye sun. memang sii.. melihat tingkah lakunya seoerti itu aku juga ingin ketawa. Tapi juga tidak bisa kupungkiri kalau aku juga merasa iri karena tidak mempunyai keberanian seperti hye sun. aku tidak cukup berani untuk mencubit pipinya seperti itu.
“mmm.. mana taeyeon dan juga kim joon?? Oo..iya si min ho juga mana?? Hidung pinokionya itu tidak kelihatan dari tadi…??” tanyaku sembari melihat lihat sekelilingku.
“aaahh.. si minho sih lagi sarapan di café nu. Kalau kim jun dan taeyeon?? Entahlah namanya juga pasangan baru, mungkin mereka sedang berdua duaan??” kubelelekkanmataku. Muo?? Kim joon dan taeyeon sudah jadian??? Kenapa tidak ada yang memeberitahuku soal ini.
“kim joon dan taeyeon jadian???”
“iya, tepatnya kemarin lusa. Dibantu oleh jae jung sunbae.” Seketika aku jadi tidak bersemangat mendengar perkataan hye sun barusan. Bukan karena mendengar mereka jadian, malah aku senang kalau akhirnya mereka jadian. Tapi, kau jadi begini gara-gara mendengar nama seseorang yang sekarang ini aku tidak sukai yaitu jae joong.

******

dari ujung koridor sana bisa kulihat kemunculan seorang pria. Pria yang tidak kusukai. Yaitu jae joong. Melihat wajahnya aku jadi enek dan jijik. Entah kenapa, kebencian terhadapnya sangat teramat dalam. Hingga mungkin aku tidak dapat memaafkannya lagi. Aku ini sebenarnya bukan tipe orang yang pendendam. Tapi, sekalinya aku memebenci seseorang, rasanya susah sekali untuk memaafkannya.
Semakin lama jae joong semakin dekat kearahku. Aku hanya menatapnya dengan tatapan dingin penuh kebancian tanpa mengatakan apa-apa. Ia menyapaku dengan seutas senyuman kecil dari bibirnya. Tapi, setulus tulusnya senyumannya itu, tetap saja bagiku itu adalah senyuman iblis.
“annyeong, ligar-a.. bagaimana kalau kita sarapan bersama di café??” ajak jae joong. Aku hanya menjawabnya dingin.
“tidak, aku sudah sarapan.” Jawabku dengan dingin. Kupalingkan pandanganku dari jae joong.
“ayolah kalau begitu kau temani aku ya???” ia memaksaku. Ia mencengkram tanganku erat. Aku mencoba berontak.
“lepaskan aku!!” rontaanku tidak di hiraukannya. Ia terus menarik tanganku semaunya. Melihatku diperlakukan seperti itu, kim bum mengambil tindakkan untuk menolongku.
“stop!!” tangan kim bum mencengkram tangan jj yang sedang mencengkram tanganku. Ia melepaskan tangan jj dari tanganku.
“jika ia tidak mau, jangan memaksanya.” Ucap kim bum seraya menatap jj dengan tatapan dinginnya. [kereeennn >,<]
“siapa kau?? Tidak ada urusannya denganmu… jadi kau tidak usah ikut campur!!” jae joong menatap ki9m bum denfgan tatapan yang tajam. Begitupula kim bum.
“ini memang tidak ada urusannya denganku. Tapi, sebagai bodyguardnya, aku tidak akan memebiarkannya dilukai oleh orang lain termasukoleh mu…” DEG, kembali perasaan seperti ini muncul. Perasaan dimana aku jadi terpesona oleh kata katanya. Yang membuat raut wajahku memerah.
“heehh, jangan sembarangan ya, kamu ini hanya bodyguardnya ligar.. beraninya kamu berkata begitu terhadapku.. kau tau aku inisiapa?? Aku ini ke-ka-sih ligar!!” jae joong menekankan perkiataannya di kata kekesih. Kulihat kim bum seolah kehabisan kata-kata di perang mulutnya dengan kim jae joong. Segera aku membela kim bum dengan mengeluarkan kata-kataku.
“heeehh,, tarik perkataan mu barusan. Aku ini bukan kekasihmu lagi.. semenjak kau berselingkuh dengan model yang menjadi lawan main mu itu?? Kau masih mengira kalau aku masih mencintai mu??? TIDAK” aku membentak jae jung. Aku membela kim bum yang sepertinya benar-benar mengira kalau aku dan jae oppa benar-benar masih berhubungan. Terliaht dari raut muka jj ia sangat merasa malu dengan kata-kataku barusan. Ekspresinay seolah tidak percaya bahwa aku telah memutuskannya. Aku sungguh enek melihat wajahnya itu

Kutarik tangan kim bum menjauh dari situ. Sementara itu, hye sun yang sedari tadi hanya menonton, mengikutiku dan kim bum.

********

Aku berdiri di ruang tamu. Ku tatap kalender yang menempel di dinding yang bercetkan warna krem cerah. Sekarang sudah tanggal 1 februari. Tidak terasa sebentar lagi aku akan ulang tahun. Jika dihitung-hitug.. berarti hampir genap 12 tahun bummie oppa meninggalkanku. Membuatku menunggu begitu lama.
Kim bum berdiri di belakangku seraya menatapku penuh keanehan. Melihatku yang sedang menatap kalender dengan tatapan kosong. Hatinya tergugah untuk menanyakan sesuatu kepadaku.

“nona?? Kenapa nona melihat kalender sambil melamun begitu??” Suara Kim Bum membangunkanku dari lamunanku. Aku baru sadar kalau sedari tadi ia memperhatikanku. Seketika aku pun menjadi salah tingkah dibuatnya.
“aa.. aniyo… aku hanya sedang memikirkan sesuatu.” Ucapku tanpa memalingkan pandanganku dari kalender itu.
“jika seya boleh tau, nona sedang memikirkan apa??” sontak kupalingkan wajahku kearah kim bum. Aigoo.. kenapa kamu harus bertanya begitu?? Kalau begini aku mau jawab apa????????? Kenapa keadaan seperti ini harus muncul lagi dalam hidupku?? Keadaan dimana aku sedang tidak ingin menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan bummie oppa.. jadi sekarang aku harus jawab apa??


*************************


bersambungggggggggg……..

tunggu chapter selanjutnya ya…….
Gomawo buad yang udh bacca..

N jngan lpa coment’x jga okk???

Kim bum: km mw jauab apa??
Ligar : mau tau jawabannaya?? Tunggu chpter 4’y donkk…
Kim bum : iiihhh km sok misterius bgtt.. aku cubit lhoo..
Author : aku ajja!! Aku ajja!!
Kim bum : andwae…
Author : muo?? Kenapa??
Kim bum : kalo author sii udah terlalu chubby jadi aku gak mau km jd tmbh chubby.. ntar jlekk.. kan gak lucu..
Author : OMG… kim bum km perhtian bgtt sma aku… [ngarepp]

See you next capter 

Rabu, 03 Maret 2010

ff kim bum - I LOVE YOU MY BODYGUARD CHAPTER 2

I love you my bodyguard chapter 2

Annyeong.. Adakah yang membaca?? Tidak ada? Huhu malangnya hidupku..
Nih deh aku kasih chp2 nya. Kayaknya agak panjang dari capter 1 dehh..

Part 1

Aku keluar dari tempat persembunyianku bersama hye sun. Aku dekati sosok pria yang yang tadi membuat kami berdua tidak percaya setengah mati. Tidak lama kemudian, aku dan hye sun sudah berada di tempat penjualan kosmetik. Tampak pria itu melihat keberadaanku dan hye sun yang kini berada ditempat yang sama dengnnya. Ia kaget bukan kepalang melihatku yang sekarang tepat berada di depannya. Matanya terbelalak melihat kedatangan kami dengan wajah marah sekaligus kecewa kepadanya.

“jae oppa!! Apa yang kau lakukan disini??” emosiku sungguh tidak bisa aku kendalikan saat ini. Rasanya aku ingin sekali merebusnya dengan air yang mendidih beserta wanita itu di dalamnya, dan kujadikan mereka mie rebus pengganti mie yang tempo hari ku buang karena sudah kadaluarsa… [killer mode on]

uuuuhhh beraninya dia mempermainkanku seperti ini.
“hey,, kau mau apa? jj oppa ini pacarku…” perkataan wanita itu berhenti sejenak lalu ia mengamati wajahku dalam-dalam. Ia sedang mengingat ingat sosokku karena perasaannya aku seperti bukan orang asing bagi wanita itu.
“ka..kau kan yang tadi merebut sepatu yang mau ku beli?? Mau apa lagi kau disini?? Mau merebut pacarku juga??” wanita itu membentakku. Suaranya yang melengking itu sungguh menggemparkan seisi toko kosmetik ini. Lho kok? Malah aku yang dimarahi olehnya?. Terlihat jae oppa berusaha menenangkan wanita emosional itu. Lho kok? jj oppa malah nenangin dia bukannya membelaku?? Ini sungguh keterlaluan. Pertamakalinya dalam sejarah seorang hatake ligar, pewaris tunggal perusahaan hatake group yang kekayaannya telah terakui sebagai 5 perusahaan terbesar di korea selatan di permainkan seperti ini oleh seorang model yang sebenarnya belum terlalu terkenal seperti jae joong.
Kini emosiku tidak dapat di bendung lagi. Kini tas-tas belanjaanku yang sedari tadi ku jinjing mendarat di pipi wanita itu. Terlihat dia meringis kesakitan. Senyum penuh kelicikan tersirat jelas pada raut muka ku. [aigoo.. kejem banget.. bener nih sio ligar udah jadi killer]
Aku tertawa penuh kemenangan melihat wanita itu meringis sambil memegangi pipinya yang kini jadi agak kemerahan gara-gara barusan terkena hantaman keras dari tas tas belanjaanku. Wanita itu memegangi pipinya yang memerah dan kini agak bengkak. jj oppa berusaha membelanya.
“yaaaaa… hatake ligar apa yang kau lakukan padanya?? Dari dulu kau memang selalu kasar!! Jangan kau sakiti pacarku..” tersirat pengakuan dari kata kata jj oppa barusan. Mwo?? Jadi wanita gila itu benar benar pacar jae oppa. Ini sungguh keterlaluan. Beraninya dia menduakanku. Aku tidak terima. Aku tidak sudi. Mantan mantanku lebih ganteng dari padanya saja belum pernah memperlakukan aku seperti ini.
Kini pukulan keras mendarat lagi di pipi seseorang tapi bukan wanita, itu melainkan jj oppa.
“itulah yang pantas untukmu!! Dasar playboy cap tapal kuda!!” aku sungguh tidak percaya dengan apa yang dilakukan neji oppa kepadaku. Aku berlari dari tempat penjualan kosmetik itu menuju pintu keluar mall. Sementara itu hye sun mengikutiku dari belakang. Air mataku bercucuran sepanjang jalan aku berlari. Kutundukkan kepalaku karena aku tak ingin ada seorangpun yang melihatnya. Ini sungguh memalukan. Pandanganku agak buram karena seluruh mataku dipenuhi airmata yang membanjirinya. Mengakibatkan aku menabrak seseorang yang masuk dari pintu utama.
“Yaaaa.. ligar-a awasss” teriak hye sun dari belakang.

Brukk, aku bertabrakan dengan seorang pria bertubuh tinggi. Yang juga sedang terburu-buru. Kami berdua jatuh. Seluruh tas tas belanjaanku juga jatuh dan ada salah satunya yang tertindih oleh pria itu.
“ah mian, aku sedang terburu buru.” Ucap pria itu tanpa ia sadari salah satu tas belanjaanku tertindih olehnya.
Kuhapus airmataku yang berlinangan dipipiku. Si pria itu berusaha membantuku untuk berdiri. Begitu juga hye sun. Ia juga membantuku membereskan barang barang belanjaanku. Ketika ia membantuku berdiri, aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Aigoo.. pria ini sungguh tampan. Tapi wajahnya terlihat gelisah. Seperti orang yang sedang di kejar kejar hantu. Ia terlihat sungguh terburu buru.
“sekali lagi mian..aku pergi dulu.” Katanya lagi lalu berlari.
Ku ambil tas yang tadi tertindih oleh pria itu kubuka isinya. Semoga saja bukan barang yang mahal apalagi sepatu kesayanganku. Kubuka isi tasnya dan mendapatkan sepatu mahal kesayanganku rusak. Salah satu hak nya patah.. bagaimana ini? Pokoknya pria tadi harus tanggung jawab. Ia harus mengganti kerugian gara gara sepatu ku rusak. Kulihat kembali arah pria itu berlari.
“heyyy.. kau harus ganti rugi… heyy.. jangan pergi dulu..” aku berteriak kearah pria itu. Namun ia tidak mendengarnya. Ia terlihat sudah cukup jauh lalu berbelok ke arah tempat penjualan kostum pesta. Mau apa dia sebenarnya??
Tak lama kemudian terlihat beberapa irang berwajah seram dan juga memakai jas hitam berlari mengikuti arah si pria itu. Apa jangan jangan orang orang yang memakai baju hitam tadi mengejar pria yang tadi menabrakku? Ahh.. Entahlah, mungkin aku ikhlaskan saja. Walaupun rasa jengkel terus menyelimutiku gara gara kejadian jj oppa berselingkuh dengan wanita yang sungguh menjengkelkan. lalu pria aneh yang merusakkan sepatu mahalku. Sungguh sial aku hari ini. Aku benciiiii..


*********

waktu sudah menunjukkan pukul 20 : 30. kini aku berdiri di pinggir jalan yang sangat sepi. Sebenarnya tadi aku pulang bersama hye sun di mobilnya. Tapi karena tiba tiba saja min ho alias pacar hye sun yang tersayangnya itu menelpon memintanya untuk dinner sekarang juga, terpaksa aku turun di sini. Sebenarnya hye sun menawarkan dirinya untuk menemaniku sampai aku dapat taksi disini. Tapi karena aku merasa tidak enak dengannya, aku putuskan saja untuk menolaknya. Dan kini aku berdiri di tepi jalan yang sepi ini.
Rumahku masih cukup jauh. Disini jarang sekali kendaraan umum yang lewat. Jika ada taksi, paling sudah berpenumpang. Aku sangat menyesal.. kenapa aku tidak meminta hye sun untuk menurunkanku di jalanan yang masih agak ramai. Malam malam di pinggir jalan ini sungguh gelap dan sunyi. kebun yang tidak terurus yang berada tepat dibelakangku sungguh gelap dan menyeramkan. Menimbulkan perasaan yang tidak enak pada sekujur bulu roma ku. Iiihhh.. jadi merinding. Aku berjalan perlahan menjauh dari kebun menyeramkan itu menuju lampu dipinggir jalan untuk mengusir ketakutan. Kini keadan sudah cukup terang. Tapi tiba tiba… eehh kenapa ini? Kok lampunya berkedap kedip begini?? Lampu menjadi mati lalu menyala lagi. Begitu seterusnya hingga lampu benar benar mati sepenuhnya. Tadinya aku berniat mengusir ketakutan. Kini aku malah jadi tambah takut. Dan keadaan benar benar gelap. Hanya ada sinar terang dari lampu yang ada di sebrang jalan sana. Daripada aku tambah takut, mending sekarang aku telpon supir agar cepat menjemputku sekarang juga. Kenapa tidak kulakukan dari tadi?? Aaahh.. bodoh ny aku…
“paboo.. paboo..” ucapku pelan sambil memuku mukul kepalaku sendiri.
Ku keluarkan handphoneku dari saku celanaku. Kupencet beberapa nomor untuk menelepon supir. Tapi belum sempat aku menekan tombol call, sudah ada seorang pria yang berusaha merebut ponselku dari genggaman tanganku. Dan pria yang lain merebut tas dan juga barang belanjaanku yang tergeletak di trotoar. Siapalagi kalau bukan pencopet. Sontak aku berteriak meminta pertolongan.
“TOWAJUSAEYO.. TOWAJUSAEYO.. HMMK~” aku berusaha berteriak. Tapi mereka berusaha membuatku bungkam dengan membekam mulutku.
“haha.. sekarang kau tidak bisa teriak lagi” ucap orang yang membekam mulutku.
“mmmmm..ooaauueeeeoo..” kini yang terdengar hanya gumaman tidak jelas dari mulutku.
“diam!!” suruh orang itu lagi dengan nada lebih keras dan mengancam.
“lepaskan dia!! Dasar kalian ini sungguh tidak tau malu! Beraninya pada wanita!! Kalau bisa, lawan aku!!” tantang seseorang di seberang jalan sana. Aku bisa melihat orang itu dengan jelas karena ia berada tepat di bawah sorot lampu. Pria tadi memakai baju hitam beserta jubah yang dikenakan di pundaknya yang juga berwarna hitam. Tidak lupa dengan topi dan topeng yang melekat di kepalanya yang menutupi setengah wajahnya. Lalu di padu padankan denganh dasi kupu kupu yang lagi lagi berwarna hitam… pria itu?? Pria itu benar benar seperti zorro. Tidak salah lagi.. Pria ini? Juga tempat dan penjahat ini?? Tidak salah lagi!! Kejadian seperti ini adalah kejadian yang aku deskripsi kan kepada teman temanku tadi siang. Apa aku tidak bermimpi?? Ini benar benar terjadi. Aku membelalakan mataku ketika aku melihat pria tadi. Aku sungguh tidak percaya.
Pria yang tadi melihat wanita tidak berdaya seperti aku sedang di rampok juga mulutnya dibekam oleh 2 orang pria tidak dikenal, kini bertindak. Ia mendekati kami lalu melawan pria yang sedang berusaha merebut tas ku yang tidak kunjung ku berikan padanya. pencopet tadi berusaha membela dirinya dengan mengeluarkan pisau kecil dari saku celana jeansnya. Namun pria misterius yang baik hati itu bisa menangkisnya dan berhasil menjatuhkannya. Namun, perjuangannya tidak cukup sampai disini.. karena masih ada pencopet yang satu lagi. Yaitu pencopet yang membekam mulutku. Pencopet yang membekam mulutku tadi, kini melepaskannya dan melawan pria yang misterius itu. Dan si pria misterius berhasil mengalahkannya. Para pencopet tadi karena sudah terkalahkan, mereka lari terbirit birit dari tempat itu. Meninggalkan kami berdua disini.
Siapa pria ini? Kenapa ia harus memakai topeng dan juga berpenampilan seperti itu? Aku sungguh tidak mengerti. Kuperhatikan penampilannya sedetil mungkin. yang kulihat darinya yang menarik perhatian ku adalah anting hitam berbentuk bulat yang tergantung di telinga kirinya. Juga lesung pipi yangterlihat begitu mencolok saat ia memberikan sedikit senyuman padaku. [pasti semuanya udah pada tau dong? Dia siapa?? ^^ author mupeng]
“tidak ada yang hilang??” tanyanya memecah keheningan diantara kami sekaligus membangunkanku dari keseriusanku memperhatikannya.
“ahh.. aa.. tidak ada.” Jawabku sesudah mengecek barang baragku walaupoun masih berserakan di trotoar. Lalu ku dongkok kan badanku, mengambil barang barang belanjaaku tadi yang berserakan di trotoar. Pria itu membantuku mengmbil sebagian barangku. Setelah semuanya selesai di ambil, kami kembali lagi berdiri seperti semula.
“ehmm ee.. kamsahamnida.. soal yang tadi…” kataku sambil memberikan senyuman khas ku. Ia terlihat agak bingung dengan perkataanku tadi. Namun akhirnya ia mengerti lalu menjawab perkataanku.
“aa?? Oohh.. ch’ounmaneyo.. aku hanya tidak suka jika seorang gadis di perlakukan seperti itu.” Jawabnya. Tidak lama kemudian ia mengeluarkan suaranya kembali.
“siapdang shin-ui ireum-eun mu-eot-imnika?” Tanya nya sambil mengeluarkan satu senyuman kecil yang di hiasi sepasang lesung pipi yang menyertainya. Entah mengapa walaupun wajahnya hanya setengah seperti ini, tapi aku yakin jika sebenarnya ia benar benar tampan. Apa lagi pada saat ia tersenyum seperti ini. Ini membuatku penasaran dengan wajahnya yang asli. Satu senyuman kecilnya saja sudah membuat hatiku meleleh.. [lebaii ni author tp emang iya kan??]
“mmm.. aku.. aku.. ligar, hatake ligar” jawabku dengan mantap.
“hmm.. ligar ya? Nama yang unik.” Ucapnya. Sambil memberikan senyumannya lagi. Aigoo.. apa ini yang dinamakan killer smile? Aku baru melihatnya pertama kali secara langsung seperti ini. Ini membuat perasaanku tak karuan. Rasanya ingin sekali membuka topengnya, melihat paras aslinya, lalu mencubnit pipinya sekeras mungkin [jangn donhk ligar, nanti dia kesakitan.. author sbner.y jg pngen sii.. >,<]

“mmm.. iya. Eomma ku yang memberikannya.” Jawabku lagi dengan tampang gerogi.. aduuu wajahku berasa panas bangett ntah semerah apa wajahku sekarang ini. Aku merasa benar benar kikuk dihadapannya.
“oohh..” jawabnya pendek. “memangnya sedang apa seorang gadis sepertimu sendirian di tempat menyeramkan seperti ini?” Tanya nya lagi. Aduuuu.. kenapa dia harus nanya lagi.. apalagi sambil senyum kayak gitu. Aku tambah gerogi tau..
“mmm.. aku mau pulang.. tapi tidak ada taksi..” kuremas tananku sendiri. Bisa kurasakan tanganku ini mulai mendingin dan terus mendingin. Apa gara gara aku tegang??.. suasana menjadi hening kini dia tidak mengucapkan pertanyaan-pertanyaannya lagi. Kalau begini aku jadi tambah bingung. Aku harus apa? Aku benci keheningan seperti ini. Apa lagi aku tidak terlalu mudah bergaul dengan orang lain apa lagi dengan lawan jenis seperti ini..


Waktu sudah berjalan sekitar 5 menit. Tapi kami terus saja begini. Diam tanpa kata [d’masiv lagi.. d’masiv lagi kauuu.. diammm.. tanpa.. kata.. kau seolah jenuhh.. pda ku….*d’masiv getok author lgi*
Oh iya!! Aku kan belum tau namanya. Tapi bagaimana untuk menanyakannya ya?? Kau harus berani ligar.. kau harus berani! Ku beranikan diri untuk menanyakan namanya. [ligar… fighting!! *gaya appa’y jan di]
“emmm.. ssi~” belum sempat aku berbicara, tapi sudah dipotong oleh suaranya
“ahh.. itu dia!! Kau menunggu taksi kan?? Itu dia taksinya sudah datang..” katanya sambil menunjuk ujung jalan, arah datangnya taksi. Kulirikkan mataku ke arah tunjukkannya. Bisa kulihat silau lampu mobil taksi yang melaju dari arah ujung jalan dan sekarang telah berada di depanku.
“nah, sekarang aku pergi dulu ya….” Katanya lalu berlari dari tempat kami berdiri sambil membelakangiku. Aaaahhh.. kenapa dia harus pergi? Akukan belum menanyakan namanya?
“HEY!! SIAPA NAMAMU???” Tanya ku setengah berteriak karena semakin lama ia semakin menjauh dari tempat ku berdiri. Ia menghentikan langkahnya sejenak lalu mebalikkan badannya sambil memberikan senyumannya lagi. Aigoo.. kenapa kamu harus senyum seperti itu lagi? Aku kan jadi salah tingkah taoo.. [author tambah mupeeng]
“hmmm.. semoga kita dapat bertemu lagi ya..” ucapnya lalu membalikkan badannya lagi dan kembali berlari hingga bayangannya lenyap dari pandanganku. Lho kok? Aku Tanya apa.. dia jawabnya apa.. sungguh orang yang aneh.. baru sekali bertemu saja sudah membuatku jadi seperti ini. Padahal melihat wajah aslinya saja belum. Tapi dia bisa membuatku jadi seperti ini. Hanya dengan satu senyuman mautnya, dia bisa membuatku salah tingkah. Membuat jantungku berdetak lebih keras. Membuat aliran darahku semakin cepat, Dan membuat perasaanku tak karuan seperti ini.


********

part 2

Kini aku sudah berada di depan rumahku. Para pelayan dan juga pak changmin pasti mengkhawatirkanku. Kalau eomma dan appa sih.. pasti belum pulang dari prancis. Hhhhh.. ku hembuskan nafas lalu berjalan mendekati pintu utama rumah ku yang terbuat dari kayu jati asli berwarna coklat tua. Kugenggam gagang pintu, dan mendorongnya.

Kreeek.. suara pintu yang terdengar ketika aku membukanya. Terlihat di ruang tamu ada 2 orang yang sedang mondar mandir dengan ekspresi khawatir. Tangannya yang sedang memegang handphone, bergetar hebat. Begitu melihat kedatanganku, mereka merasa kaget lalu, berlari kearahku dan memelukku dengan erat.

“yaaa…. Hatake ligar,, kamu kemana saja? Tahukah kamu bahwa eomma mengkhawatirkan mu…” ucap eomma yang sedang memelukku.
“kamu ini mengkhawatirkan kami saja. Kami sampai menelepon polisi tau.. gara gara jam segini kamu belum pulang” ucap appa. aku hanya diam dengan tatapan kosong. Sekhawatir itukah mereka kepadaku? Aku pikir mereka tidak mengkhawatirkan ku sama sekali. Habisnya mereka sering sekali pergi keluar negeri dalam waktu yang lama, sekitar 1-2 bulan. Dan jarang sekali meluangkan waktu untuk berkumpul denganku. Tapi sekarang aku yakin kalau jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka sangat sayang dan peduli kepadaku. [huhu.. author terharu]
Aku melamun sambil senyum senyum sendiri. Eomma dan appa yang melihatnya, menaikkan satu alisnya keatas..
“ligar, kenapa kamu senyum senyum sendiri?” Tanya appa yang merasa heran dengantingkah lakuku itu.
“aaahh aniyo, aku tidak apa apa..” jawabku masih dengan ekspresi senyum senyum sendiri.
“kenapa kamu baru pulang jam segini? Seharusnya kamu mengabari pak changmin dulu supaya seisi rumah ini tidak khawatirr..” ucap eomma. Aku tidak menjawab pertanyaan mereka terlebih dahulu. Aku malah balik bertanya kepada mereka.
“eomma dan appa sendiri kenapa sekarang sudah pulang?”
“memangnya tidak boleh?? Kamu mau mengusir kami??” Tanya appa. Pernyataannya tadi membuatku tidak enak dan malah membuatku merasa bersalah.
“aigoo.. bukan begitu.. aku hyanya heran saja.. biasanya kan kalian pulang setelah 2 bulan.”
“ahhh.. kami ingin pulang cepat saja. Lagipula pekerjaan di prancis juga tidak terlalu penting. Benarkan yeobo?” Tanya appa kepada eomma.
“benar ligar, lagipula kami rindu denganmu…. oh iya.. kamu belum jawab pertanyaan eomma tadi. Kenapa kamu pulang selarut ini. Dan kenapa kamu tidak diantarkan olehhh.. siapa namanya ya eomma lupa…” eomma mengangkatkan wajahnya keatas. Ia terlihat sedang berpikir. Mengingat suatu nama yang sekarang ini aku tidak ingin mendengar nama ituu.
“ahh iya.. jae joong,, eomma baru ingat. Nama kekasihmu itu jae joong kan?” Tanya eomma..
“ahhhh.. sudahlah.. aku tidak ingin mendengar nama itu.. aku dengannya sudah putus..” ucapku tidak bersemangat.
“hahahahaha” bisakudengar appa yang ada disebelahku tertawa terbahak bahak. Aku mendelikkan mataku kearahnya dan menatapnya dengan tatapan sinis. [killer nya mulai muncull lagi]
“kenapa appa seperti itu? Appa senang jika aku putus?” tanyaku dengan wajah cemberut dan masih dengan tatapan killer terhadap appa ku.
“haha.. baguslah.. dari dulu appa memang tidak senang kepadanya”

setelah itu, aku, eomma, dan appa memasukki ruangn keluarga, duduk dan berkumpul bersama sambil menceritakan alasan aku sampai pulang selarut ini. Dari mulai mmergokki jj oppa berselingkuh, lalu aku berada di jalan sepi kemudian di rampok, sampai ketika ada seorang pria misterius yang menyelamatkanku. Semuanya aku ceritakan kepada eomma dan appa.
“jadi siapa nama pria yang menyelamatkanmu itu?” Tanya eomma. Kunaikkan bahuku keatas tanda tidak tau.
“entah lah.. ketika aku menanyakannya ia pergi begitu saja.” Jawabku.
“hmm.. jadi, sekarang hubunganmu dengan si jae jung-jae jung itu sudah berakhir??” Tanya appa. Ihhh.. kan tadi aku sudah bilang kalau aku dengannya sudah putus.. bagaimana sih appa ini…
“iya….” Jawabku kembali tidak bersemangat.
“hmm.. appa memang tidak suka padanya. Baru jadi model saja sudah sombong.. bagaimana kalau jadi aktor senior? Huh.. baru jadi model saja sudah selingkuh.. apa lagi jadi raja… pasti selingkuhannya banyak.” Appaku terus berbicara tanpa mempedulikan perasaanku. Aku kembali memandanginya dengan mata killerku.. appa yang dipandangi seperti itu agak heran tapi sebenarnya dia mengerti apa maksudku..
“kenapa kamu memandangi appa seperti itu?? Yang appa bilang memang benar kan??”
tapi benar juga sih, apa yang appa katakana jae oppa sudah berani selingkuh.. padahal, tanpa aku dia bukan siapa siapa. Huhh.. dia kan bisa menjadi model seperti sekarang ini gara gara bantuan appaku. karena appaku ini memang mempunyai agency yang cukup terkenal di korea. Apa yang dikatakan appa memang benar. Lagipula sebenarnya aku juga tidak terlalu serius berhubungan dengannya. Begitupula dengan mantan mantan ku sebelum jj oppa. Aku berpacaran Selama ini hanya untuk mangusir kesepian. Dan sampai saat ini hanya ada satu nama di dalam lubuk hatiku yang palinhg dalam. Satu orang yang sebenarnya belum tentu juga mencintaiku. Bahkan orang ini orang yang mengecewakanku karena janjinya 12 tahun lalu tidak ia tepati. Siapalagi orang itu kalau bukan bummie oppa ku yang kurindukan. Orang yang berjanji akan menemuiku secepat mungkin tapi sudah 12 tahun berlalu belum pernah sekalipun aku menemukan batang hidungnya. Tapi walaupun dia sudah mengecewakanku, entah mengapa namanya juga baying bayangnya tidak bisa kulupakan. Walaupun aku sendiri juga tidak bisa mengingat rupa wajahnya dengan jelas karena sudah 12 tahun berlalu, dan juga aku sendiri tidak punya photo kenang kenangan semasa kami kecil.
“woooiii……” ucap appaku sambil mengayunkan telapak tangannya di depan wajahku ketika ia mendapatiku sedang melamun seperti ini.
“ihhh.. appa ini apa apaan sih.. mengagetkan saja..”
eomma yang juga melihatku melamun begitu lama merasa khawatir dengan keadaanku.
“eomma dan appa sedaritadi memperhatikan mu melamuuunn terus.. kami hanya takut kamu kesambet. Kamu memikirkan si jae joong lagi?” ucap appa seenak udel..
“aaaahhhh sudahlah… tidak usah dibahas lagi.. aku sudah ngantuk. Hhooammmpp.. aku ingin tidur duluu..” kataku smabil menguap. Lalu berdieridari sofa, lalu berjalan menuju kamarku yang terdapat di lantai 2. meninggalkan eomma dan appa di ruang keluarga.
“annyeonghi jumushipsiyo my little princess..” ucap appa sambil tersenyum penuh ketulusan dan perhtian. Tapi apa katanya? Little princess? Aku akn udah gede.. ahhh sudahlah yang penting sekarang aku sudah benar benar ngantuk dan ingin tidur…
“selamat tidur juga.. mom.. dad..” ucapku tanpa membalikkan badan lagi kepada mereka dan berjalan menuju kamar.

*******

keesokan harinya di kediaman keluarga hatake. (hari ini hari minggu jadinya libur)


“MUO?? Bodyguard??” aku membelalakkan mataku ketika mendengar apa yang di katakana appa barusan. Appa hanya mengngguk anggukkan kepala seraya tersenyum senyum tanpa maksud.
“iya.. appa akan sewakan bodyguard untukmu..” apa? Bodyguard? Aku tidak mau.. setahuku, diawasi bodyguard kemana mana itu tidak menyenangkan.
“andwae!! Aku tidak mau disewakan bodyguard..!!” aku menolak tawaran appaku tadi.. tapi, bagaimana kalau dia memaksa?? Appa ku itu kan orangnya memang keras kepala..
“tidak bisa.. keputusan appa dan eomma mu ini sudah bulat. Dan tidak bisa di ganggu gugat.. benar kan yeobo??” Tanya appa kepada eomma. Sementara eomma hanya mengangguk penuh kepastin tentang perkataan appa barusan.
“untuk apa appa menyewakan bodyguard untukku? Aku kan bukan anak kecil lagi yang butuh baby sitter seperti itu.. lagipula aku bisa mengurus diriku sendiri..!” aku mencoba memberikan pembelaan.
“bisa menjaga dirimu sendiri?? Apa buktinya?? Kamu hampir saja di copet kemarin.. kalau tidak ada pemuda yang kemarin, mungkin kamu tidak seperti sekarang ini. Kalau kamu hanya dirampoksih tidak apa apa. Tapi kalau sampai terjadi hal hal buruk lainnya yang bisa di lakukan orang orang jahat itu nbagaimana?? appa kan tadi sudah bilang.. keputusan appa tidak bisa di ganggu gugat.. mau tidak mau, suka tidak suka. Kamu harus menerimanya. Arasso??”
“aiiisssshhh..”
“tapi kamu tenang saja, appa tidak akn menyewakan bodyguard itu sekarang..” apakatanya? Tidak sekarang? Ini hal yang baguss untuk aku manfaatkan.. sebelum ayah menyewakan bodyguard untuku, aku bisa membujuk eomma untuk meminta ayah membatalkannya.
”ya.. mungkin 2 sampai 3 hari lagi..” lanjut appa. Muo?? Itu sih sama saja.. aku kira sampai berminggu minggu. Kalau begitu appa tidak usah bilang…. Aissshh bagaimana ini? Kalau hanya 2 sampai 3 hari sih mana bisa untuk membujuk eomma..? ini hanya akan sia-sia..

“kalau sudah mengerti, eomma dan appa mau pergi dulu, kami mau jaln jalan sambil mencari bodyguard yang pantas untukmu. Haha” setelah itu mereka pergi keluar rumah lalu pergi bersma mobil limousin appa. Muo?? Mencari bodyguard yang pantas?? Mereka akan mencarinya sekarng?? Aigoo.. bagaimana ini??????????????????


**********

Aku termenung di ruang keluarga. Dengan tangan yang sedang memegang jus jambu batu milikku sambil sesekali menyeruputnya.

uuurrgghh.. waktu sudah berjalan selama 4 jam tapi kenapa eomma dan appa belum pulang juga?? Tahukah mereka aku disini menunggu oleh-oleh yang dibawakan mereka itu. Tapi yang pastinya bukan bodyguard…. Iiihhh… aku kesalsekali………
kutengokkan arah pandanganku menuju jam besar di dinding ruang keluarga. Waktu sudah menunjukkan pukul 16 : 00.. daritadi aku kebingungan harus melakukan apa. Daritadi kerjaanku hanya menonton tv, baca novel, dan main game. Sebenarnya aku ngin sekali mengemil.. tapi aku sedang menjalani diet untuk melangsingkan badanku sampai saatnya aku ulangtahun nanti. Karena pada saat aku ulangtahun, aku tidak boleh terlihat gendut dihadapan para tamu undangan. Apalagi dihadapan tamu tamu appaku yang notabenenya adalah pejabat kalangan atas, dan juga sesama pebisnis kaya raya di korea. [hmpt.. sampai segitunya]
Kira kira kado dari apa nanti apa ya?? Hmm.. bingung juga memikirkannya. Tahun kemarin appa menghadiahkan limousin berwarna putih untukku. Sekarang apa ya?? Jangan jangan helikopter?? [hwaaa.. enak bangett tuh.. author lagi lagi mupeng 0,0]

Dari pada bete seperti ini mending aku telpon hye sun.. sekalian curhat tentang kejutan kejutanku dari kemarin hingga saat ini….

*********

di telepon tadi aku berbicara banyak kepada hye sun. mulai dari aku di selamatkan oleh seseorang yang misterius yang membuat perasaanku tak karuan. Hingga ayahku akan menyewa bodyguard untukku. Hye sun dengan antuisias mendengarkan ceritaku. Ia mengatakan kalau kejadian kemarin malam itu sama dengan mimpiku. Aku jawab saja iya, karena yang aku ceritakan kepada mereka memang begitu…

‘ting nong’ suara bell rumah yang dipencet dari luar mengagetkanku. Dengan segera pelayan membuka pintu utama. Menyambut si penekan bell untuk masuk. Itu pasti eomma dan appa. Aku mendekati arah pintu utama sambil menyeruput jus jambu yang aku pegang tadi.


“ligar?? Eomma dan appa pulang. Kami membawakan seseorang untukmu..” ucap eomma yang kini ada di hadapanku. Aku melihat seseorang yang berbeda diantara eomma dan appa. Melihat kedatanganku, orang tersebut memberikan senyumannya.
“ini bodyguard yang akan menjagamu kemanapun kamu pergi” ucap appa sambil menepuk punggung pria yang di sebelahnya itu…

“hmkkkk.. uhuk.. uhukk..” aku yang masih meneguk jus jambu batu milikku kini tersedak mendengar perkataan appa barusan.

“mm..muo?? bodyguard???” aku membelalakkan mataku melihat seseorang yang dihadapanku sekarang.. pria ini?? Sepertinya aku mengenalnya.. aha.. aku ingat!! Pria ini kan pria yang waktu itu bertabrakan denganku di mall!! Padasaat itu ia kelihatan sangat tergesa gesa dan gugup. Tak disangka aku bertemu dengannya sekarang sebagai bodyguardku..

kuperhatikan rupanya sedetil mungkin. pakaiannya memang layak sebagai bodyguard. Tapiii,, apa itu?? Pandanganku kini benar benar tertuju pada satu benda yang tergantung di telingnya.
Anting ini?? Anting ini kan anting yang dipakai oleh pahlawan yang menyelamatkanku kemarin malam?? Apa jangan jangan dia ini orang yang sama?? Lagipula senyumnya juga benar benar sama. aigooo.. berarti aku sudah bertemu dengannya dua kali..


“annyeonghaseyo.. kim sang bum imnida..” serunya sambil mnundukkan setengah tubuhnya kebawah. Setelah itu ia memberikan senyumannya lagi. Aigooo.. senyumnya benar benar precis,, tak kukusangka aku akan melihat senyuman mautnya lagi..

Tanganku bergetar hebat.. gelas yang ku pegangpun jatuh.. ‘praaaang’




********************

to be continued..

coment please…..

gomawo bwad yang udah baca lagiii..

ff kim bum - I LOVE YOU MY BODYGUARD

Annyeong chingudeul.. ini ff saia yang pertama.. mohon di baca ya….
Mianhae kalau kata katanya amburadul coz, saia baru nyemplung ke dunia ff hehehe……. Mian juga kalo nama castnya aneh-aneh

Title : I Love You my Bodyguard
Cast : hatake ligar, kim sang bum, kim jae joong, goo hye sun,
Kim so eun, lee min ho, kim joon, kim taeyeon.

Kita mulai chapter satunya aja ya….
Part 1
“lily, ini bunga lily putih untukmu..”ucap seorang anak laki-laki kapada teman perempunnya yang sedang duduk di bangku panjang yang berwarna putih bersamanya. Lalu diberikannya bunga lily itu pada si anak perempuan. Si anak perempun menerimanya dengan senang hati.
“gomawo oppa, cantik sekali.. untuk apa oppa memberi aku bunga dan kenapa harus lily putih?” Tanya anak perempuan itu sambil menatap bunga lily yang kini dipegangnya lalu menatap si anak laki laki secara bergantian.
“pertama, secantik – cantiknya bunga lily ini, tidak akan lebih cantik darimu. Kedua, aku memberi lily putih ini karena lily putih adalah symbol cinta suci yang tidak ternodai.” Ujar anak laki-laki yang berumur 8 tahun itu sambil memberikan senyumannya yang tulus.
“ih, oppa masih kecil udah cinta-cintaan… gombal banget sih oppa ku ini..” canda si anak perempuan sambil memukul lengan si anak laki-laki manja.
“hahahahahahaha” si anak laki-laki tertawa lepas membuatnya 10x lebih ganteng dari sebelumnya. Tapi tawaan itu tidak terjadi lama. Kini ekspresi si anak laki-laki menjadi sedih dan murung. Si anak laki laki menundukkan kepalanya tak kuasa memandang si anak perempuan. Si anak perempuan heran dengan ekspresi itu dan ia pun memberanikan diri untuk menanyakannya.
“oppa, oppa kenapa? Kok tiba-tiba sedih begitu?” Tanya si anak perempuan khawatir.
“ah, aniyo, tidak apa apa” si anak laki-laki berbohong. Padahal jelas sekali terlihat kalau ia punya masalah. Dan si anak perempuan bisa membaca ekspresinya
“oppa, oppa tidak bisa berbohong dariku. Ceritakan lah!!” desak si anak perempuan yang penasaran sekaligus khawatir dengan keadaan si anak laki laki.
“mianhae lily.. aku harus pergi.” Kata si anak laki-laki pelan sambil menundukan kepalanya dalam dalam. Sontak si anak perempuan tertegun dengan perkataan si anak laki laki.
“ MUO?? PP..PERGI? KEMANA? KAPAN? BERAPA LAMA?” Tanya si anak perempuan bertubi-tubi karna akhirnya kekhawatiran dan firasat buruknya terjawab sudah. Ia sungguh khawatir kalau si anak laki laki akan pergi lama dan tidak akan pernah bertemu dengannya lagi.
“aku akan pergi ke jepang bersama keluargaku nanti sore. Karena appaku akan mengurus berberapa perusahaannya di jepang. Dan mungkin aku dan joongie hyung juga akan bersekolah disana untuk beberapa waktu..” si anak laki-laki itu berkata masih dengan menundukkan kepalanya. Tidak mau menatap si anak perempuan sedikitpun. Karena ia benar benar merasa bersalah jika harus meninggalkan si anak permpuan.
“hiks..hiks.. lalu oppa akan meninggalkan aku di korea begitu?” si anak perempuan berkata sambil terisak.. perlahan air matanya jatuh kepipi mungilnya dan terus mengalir hingga akhirnya jatuh ke kelopak bunga lily yang di genggam erat oleh kedua tangannya. Tidak mendengar jawaban dari si anak laki laki, ia pun berkata lagi dengan terbata-bata.
“hiks.. Kapan oppa akan pulang? Hiks”Tanya si anak perempun lebih lanjut.
“entahlah.. yang pasti secepatnya. Jika aku sudah mempunyai waktu untuk kembali ke korea. Aku akan secepatnya menemuimu. Pasti!” kini si anak laki laki memberanikan diri menatap si anak perempuan dan memegang pipi si anak perempuan yang basah oleh airmata. Lalu ia menghapusnya denagn jari jarinya dan mencoba menegarkan hati si anak perempuan.
“jangan menangis lily, jangan menangis.. [jangand menangist.. saiiank.. hwalakh author malah nyanyi ^,^] karena itu semakin membuat hatiku perih dan semakin membuatku merasa bersalah karena telah meninggalkanmu.” Ucap si anak laki laki dengan suara sendu sambil masih memegang pipi si anak perempun dan menatapnya dengan perasaan bersalah yang amat dalam [T.T]. Si anak perempun tidak mampu mengeluarkan suaranya lebih lanjut. Ia hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan kalau si anak laki laki yang selama ini selalu menemaninya, bermain bersamanya, dan mengeluarkan lelucon lelucon untuk menghibur dirinya saat ia merasa kesepian. Juga melindunginya dari anak laki laki lain yang sering jahil kepadanya.
“aku janji lily… aku janji!!!!” dan kini si anak laki laki beranjak dari bangku putih yang panjang tempatnya duduk bersama si anak perempuan tadi. Dan melangkah pergi meninggalkan si anak perempuan di bangku taman yang sekelilingnya dihiasi oleh bunga lily dengan berbagai corak warna yang indah. Perlahan tapi pasti kini si anak laki laki sudah menjauh.
Si anak perempuan hanya bisa menangis dan meneriaki nama si anak laki laki agar menepati janjinya tanpa bisa mengejarnya yang terus menjauh[ToT]. Dan kini menghilang di balik air mancur yang menghubungkan taman bunga lily tadi dan jalan raya. “bummie oppa!!!” desah si anak perempuan.
********

“BUMMIE OPPA!!!”
aku terperajat dari tidurku. Ku menggisikkan mataku dengan jari telunjukku karena mataku terasa tidak enak, basah dan lembab di sekitar mata dan pipi. Ternyata barusan saat aku bermimpi aku juga mengeluakan air mata. Mungkin karena aku merasa sedih dan masih tidak terima atas kepergian bummie oppa sang pangeran kecil ku.
Aisssssshhhh…. Kenapa aku harus memimpikan kejadian itu lagi sich?? Kejadian yang membuatku sedih karena ditinggal olehnya. Kejadian yang membuatku terluka karena ia terus membiarkan ku menunggu. Kejadian yang membuatku kecewa karena janji yang ia ucapkan tidak ia tepati. Arrggghhh pokoknya ada banyak sekali rasa padanya yang aku sendiri tak mengerti. Disamping aku benci, kesal, dan marah padanya, aku juga sangat merindukannya setengah mati ( lagunya d’masiv kalee.. rindu stengah mati..) [aku… rindu… setengah matii kpada mu… hwalakh author nyanyi lagee.. di gebukin d’masiv gra” lgu’x di bikint ancurr gra gra dinyanyiin sma gue.]
‘aku ajnji’ itulah kata terakhir yang diucapkannya tapi kenapa ia tidak menepati janjinya? Sudah hampir 12 tahun ia tak menemuiku apakah mungkin dia sudah mendapatkan seseorang yang sudah menggantikan ku dihatinya yang membuatnya betah berada di jepang?? Ahhhhh… entahlah aku pusing memikirkannya.
Lho kok, Aku malah melamun? Sekarang sudah jam berapa? Ku tengok jam didinding kamarku yang bercetkan merah jambu itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 06:58.MM..MUO??? sudah jam tujuh kurang dua?? Kenapa para pelayan juga tidak membangunkanku? Aisssshhhh.. kurang ajjjar..
“PELAYAN!!!!!!!!” teriakku sekeras mungkin.. {adoohh author jga smpe budek ngedenger’x}
********

Kini aku sudah berada di gerbang depan kampusku. Yaitu universitas termahal di seoul yang bernama Namikaze University. Setelah memecat beberapa pelayan karena tidak membangunkanku dan menggerutu sendiri di mobil karena dalam keadaan segenting ini jalanan malah macet. Akhirnya sampai juga di kampus.
Baru saja aku turun dari mobil limousinku yang ayahku berikan tahun lalu sebagai hadiah ulangtahunku yang ke 18 [author ngayal ketinggian]. ku lirik keadaan di sekitarku. Semuanya sepi. Mungkin kelas sudah dimulai dari tadi. Aku segera berlari menuju kelasku yang berada di lantai dua gedung namikaze university
******

“HATAKE LIGAR KENAPA KAMU BISA KESIANGAN???” ucap pak Gaara yang notabenenya adalah dosen ter killer di NU (namikaze university). Orang orang yang ada disekelilingku menyorakiku. Aku sungguh malu dibuatnya. Mana kena ceramah lagi pagi ini.. uuuhh.. sial…
“jassonghamnida sosaengnim.. saya tadi terjebak macet” ucapku sambil menundukkan kepala dalam-dalam.
“maaf, maaf, di jam saya tidak ada kata maaf…”ucapnya lagi dengan nada suara yang benar benar seram dan membuat bulukudukku merinding[emangnya gaara seseram itu ya?? Ligar..ligar.. emang pak gaara hantu apa??]
“sosaengnim.. tolong maafkan ligar… dia kan baru sekali kesiangan…” ucap taeyeon sahabat terbaikku dengan wajah memelas.
“baiklah.. kali ini kamu saya maafkan. Tapi jangan diulangi lagi. Arasso???” Tanya pak gaara.
“ne, kamsahamnida” ucapku lalu menuju ke tempat dudukku.
********

Kelas pertama yaitu pelajaran pak gaara sudah berakhir. Kini, aku dan teman-teman ku yaitu min ho, hye sun, taeyeon dan kim joon, menuju café universitas kami. Disana bisa kulihat ada banyak orang sedang makan, atau juga hanya sekedar duduk duduk sambil mengobrol tanpa memesan makanan. Diantara orang orang itu bisa kulihat seorang pria yang sangat familiar. Malah orang itu sangat dekat denganku. Siapa lagi kalau bukan jae joong oppa. Dai adalah pacarku. Dia juga seorang model pria yang cukup terkenal diantara cowok cowok keren yang ada di universitas ini. Ia sudah bersekolah disini selama 2 tahun. Jadi dia sebenarnya juga sunbae ku. Dia punya adik yang seangkatan dengan ku, yaitu kim taeyeon. taeyeon juga sahabat baikku. Jadi kami semua berhubungan akrab. Bisa kulihat ia sedang duduk sendiri sambil mendengarkan music lewat ipodnya yang dihubungkan oleh headset yang tergantung ditelinganya.
“JAE JUNG OPPA?” aku mencoba memanggilmya.
Mendengar ada suara yang memanggilnya, kini ia melepas headsetnya lalu memalingkan wajahnya menuju arah datangnya sumber suara. “hey,, ligar, hye sun, taeyeon, min ho, kim joon. Sini duduk!!” [ampe di sebutin satu satu] melihat kedatangan kami, ia langsung melambaikan tangannya dan menyapa kami8 satu persatu, lalu meminta kami duduk di bangku kosong yang ada di sekeliling meja yang ia tempati.
Kami masih saling diam membisu di tempat kami masing masing. Untuk beberapa saat keadaan diantara kami terasa hening walaupun keadaan di sekeliling kami sangat ramai. Tidak lama kemudian taeyeon memulai pembicaraannya, memecah kesunyian diantara kami.
“oppa, oppa tau tidak? Tadi ligar kesiangan dan dimarahi pak gaara lho….” Ucap taeyeon sambil tertawa kecil.
“ssstttt… soal itu kamu tidak usah bilang bilang jae jung oppa donk…” aku meminta taeyeon untuk bungkam karena aku malu mengakui kalau tadi pagi aku kesiangan. Tapi apa daya kini jae joong oppa sudah tahu semuanya.
“memangnya kamu kenapa bisa kesiangan ligar-a?” Tanya jae oppa dengan penasaran. Ia memasang tampang ingin tau.
“uhhhh.. tadi pagi aku bangunnya kesiangan gara gara tidak dibangunkan oleh pelayan-pelayanku. Aku pecat saja mereka.” Kata ku sambil menyeruput minuman kalengku.
“jahat sekali kamu…” ujar kim joon.
“iya. Mungkin aku terlalu jahat. Dan sepertinya aku kualat. Karena sewaktu di jalan, jalanan malah macet parah. Huh..” aku mendengus kesal menyesali perbuatan ku.
“memengnya kamu mimpi apa sih? Sampai bisa se kebluk itu?” [keblukk?? Hmpt n_n] Tanya min ho seenak udel. MUO?? apa dia bilang? Aku kebluk??? Malah dia yang lebih sering kesiangan dari pada aku. Seenaknya saja dia bilang aku kebluk. *minho oppa kebluk?? Saia bisa bayangkan A_A*
“weyyyy.. kok kamu malah melamun? Jangan jangan kamu memimpikan hal hal yang tidak tidak?” Tanya minho lagi mengagetkanku yang sedang melamun.
“iya ligar.. kamu mimpi apa? Mimpiin aku ya???? Akui saja..” Tanya jae oppa ge’er dengan tatapan menyelidik. Aduhh.. aku harus jawab apa? Masa aku harus menceritakan mimpiku yang sebenarnya tentang perpisahanku dengan bummie? Bisa bisa dia akan Tanya banyak soal ini. Siapa bummie? Ada apa hubunganku dengannya? Aaahh.. membahasnya hanya akan membuatku sakit hati. Dan semuanya akan berabe. Apa yang harus kulakukan? Tolong aku… (*0*)
********
part dua


Aha aku punya ide.. *ada lampu di atasnya* aku karang saja sebuah cerita seolah olah itu adalah mimpiku. Ya!! Aku memang cerdas.. [yang cerdass itu authornya…]
“kalian benar benar ingin tahu???” tanyaku
“tidak kami ingin tempe. Yaiyalah pengen tau. Cepat ceritakan!!” ujar kim joon yang masih bisa ngelucu dalam keadaan seperti ini walaupun sebenernya nggak lucu menurutku.
“begini ceritanya…~” aku memotong pembicaraanku membuat yang lain penasaran. Aku memang sengaja membuat mereka penasaran. [hadoohh kelamaan]
Mereka sudah antusias mendengarkan cerita ku, Eh tidak taunya cerita ini Cuma karangan dan bukan mimpiku yang sebenarnya. Hihi jahat sekali aku ini. Ucapku dalam hati sambil tersenyum senyum penuh kelicikkan. [diam diam licikk juga ni orang..]
“cepat ceritakaaannn!!” desak hye sun yang benar benar penasaran. Teman teman ku yang lain beserta jae oppa memasang telinga lebar lebar untuk mendengarkan cerita tentang mimpiku ini.
“malam itu aku bermimpi sedang berada di pinggir jalan dekat jurang dan kawasan itu cukup sepi. apa lagi saat itu sedang malam. Lalu, ada beberapa pria yang memanfaatkan keadaan itu. Pria tadi mau mencuri semua perhiasan dan barang barang berharga yang aku kenakan. Lalu tiba-tiba datang seseorang yang sangaaaatt misterius. Pria itu memakai jubah hitam. Pakaian yang digunakannya juga serba hitam beserta topeng yang menutupi stengah wajahnya. Ia benar benar seperti pahlawan tepatnya seperti zorro. Pria misterius tadi menyelamatkanku dari para penjahat tadi. Tapi, belum sempat aku menanyakan namanya ia sudah menghilang di kegelapan malam.” Cerita ku.
“lalu kelanjutannya???” Tanya hye sun penasaran.
“kelanjutanya?? Tidak ada kelanjutannya. Aku keburu bangun.” [hyalahhh.. gimana sih??]
“haaahhh.. andai saja aku punya pacar yang bisa melindungi ku seperti pria tadi. Mungkin bahagianya aku..” kata taeyeon sambil membayangkan kalau dirinya bertemu seseorang seperti itu.
“hahaha.. tenangsaja taeyeon. Kau pasti akan mendapatkannya. Lagipula kim joon kan jago berkelahi. Iya kan teman teman” ujar min ho
tiba tiba raut muka kim joon menjadi kemerahan. Ya, orang orang disini tau kalau kim joon menaruh perasaan kepada sahabatnya sendiri yaitu taeyeon. Namun taeyeon sendiri tidak tau apa aapa tentang ini..
“kim joon? Apa maksud kalian?” Tanya taeyeon yang tidak tau apa apa itu.
“ahhhh.. aniyo.. lupakanlah” kata min ho lagi. Karena kim joon memberikan aba aba pada min ho untuk diam.
“ehemmm.. kim joon, apa kau bisa mengantarku ke toilet?” Tanya jae oppa [ke toilet? Mau ngapain ya? Heehh.. jngan ngeress]
“MUO?? Ke toilet? Ahhh.. ogah sekali. Sunbae ini seperti balita saja harus diantar ke toilet. Andwae. Aku tidak mau” kim joon menolak permintaan jae. Tapi jae oppa bersikeras agar kim joon mau ke toilet bersamanya. Aigoooo.. aku tidak menyangka jae oppa seperti itu. Kok aku jadi ngeri ya? Aigoo aku ini berpikiran apa sih? Masa jae oppa semacam @#$%^& tidak mungkin kan? [haddohh.. ligar, jngan piker macam”]
“ahh.. kau ikut saja dengan ku kalau tidak kau akan menyesal.” Ujar jj sambil menarik kim joon keluar dari café NU.
**********

Waktu sudah menunjukkan pukul 14:00. sudah waktunya untuk pulang. Hari ini aku tidak diantarkan oleh jae oppa seperti biasanya. Katanya sih, dia mau mengurus urusannya dulu dengan kim joon lalu mengantar eommanya berbelanja karena pelayan yang biasanya menemani eommanya berbelanja sedang pulang kampung. taeyeon juga ikut dengan jae oppa. Sementara min ho dan hye sun?? Ahh.. aku tidak tau dengan mereka.
Ku keluarkan handphone ku dari tas untuk menelepon supir agar menjemputku pulang. Belum sempat aku melakukannya, tiba tiba ada yang mengagetkanku dari belakang membuatku melontarkan kata kata yang tidak kuinginkan.
“DASAR LU.. HYE SUN.. GORENG PATUT.. MIRIP SULE LU.. PRIKITIIWW” aigoo.. apa yang barusan aku katakan? Huhh.. untung saja hye sun tidak mengerti bahasa Indonesia dan dia juga nggak tau siapa yang namanya sule. Kalau dia sampai tau, bisa bisa aku di cincang olehnya. [iihhh ngerii makanya kalo ngomong di saring dulu]
********

Yupz aku ini memang pernah tinggal di Indonesia selama 3 tahun. Dari umurku 8 tahun tepatnya satu tahun setelah perpisahanku dengan bummie, sampai umurku 11 tahun. Karena eommaku juga asli orang Indonesia. Namaku sendiri yaitu hatake ligar. Hatake adalah marga keluargaku. Sementara ligar adalah nama yang diambil dari bahasa Indonesia yang berarti mekar. Eomma memberikan nama ini karena pada saat ia melahirkanku, di korea sedang musim semi. Jadi semua bunga tumbuh mekar. Apa lagi bunga lily yang tumbuh mekar begitu cepat daripada bunga yang lainnya.
Beginilah diriku. Pada umurku 8 tahun appaku mengurus bisnisnya di belanda. Sementara eommaku juga mengurus bisnis butiknya yang tersebar luas di Indonesia. Daripada aku sendirian di rumah lebih baik aku ikut dengan eommaku di Indonesia. Pada saat umurku 12 tahun, aku sudah mulai sering di tinggal oleh eomma dan appa. Karena aku sudah mulai di anggap mandiri dan bisa mengurus diri. kini aku sering tinggal dirumah hanya bersama para pelayan dan pak changmin. Dia adalah asisten appaku. Bisa dibilang juga orang kepercayaan keluarga kami. Appa dan eomma selalu sibuk pada bisnisnya. Mereka sering pergi meninggalkanku ke luar kota bahkan ke luar negri dengan waktu yang tidak sedikit. Mereka kadang pulang ke rumah hanya sebentar sebentar.
********

Kembali ke saat hye sun mengagetkan Ligar

“hey.. kamu tuh ngomong apa sih???” Tanya hye sun bingung.
“jangan pakai bahasaantah berantah itu lagi. Jangan jangan kamu mejelek-jelekkan aku??” tanyanya dengan wajah cemberut.
“terus kamu ngomong apa tadi?? Pp..pprrii..ki..ciw?” *haddohh gimana ya? Kalo hye sun onnie bner bner bilang prikitiw ala sule??*
“ahhh.. aniyo. Lupakanlah..” kataku sambil menahan tawa karena tak kuasa mel;ihat hyesun tdk bisa mengucapkan prikittiww

“hey.. aku dengar dari jj sunbae kamu nggak bakal pulang sama dia hari ini?” Tanya hye sun. Aku mengangguk pasti.
“bagaimana kalau kita belanja di mall?” ajak hye sun.
“bagaimana ya??” aku berpikir. “okey.. tapi hari ini aku sedang tidak bawa mobil. Aku menumpang di mobilmu saja ya..” pinta ku. Bisa kulihat hye sun sedang berpikir.
“baiklah.. tapi, kau harus membayarkan tas yang ingin ku beli nanti di mall okay?” huh.. memangnya aku tidak punya uang? Aku membawa tiga buah dompet yang penuh dengan uang cash..[mulai lebay]
juga beberapa atm di setiap dompetnya yang semuanya full money [tambah lebaii]
kalo Cuma buat beli tas gituan aja sih aku ya jelas mampu [sombongnya minta ampun].
Aku beli aja mallnya sekalian [kelewat lebay] *weleh weleh.. sombongnya selangit*
*******

“huufft” aku menghembuskan nafas lega karena sepatu yang aku incar dari kemarin masih ada. Aku tadi sempat berebut dengan seorang wanita yang sepertinya sebaya denganku. Dilihat dari pakayannya sepertinya dia seorang model. Huh.. model aja belagu. Dasar model sabun budug kali ntu orang. [hihi]
Kesel banget aku dibuatnya. Bagaimana tidak? Sepatu yang ku incar itu harganya sangat mahal. hanya ada tiga pasang di dunia ini. Untungnya perempuan tadi kalah berebut denganku. Sehingga aku beruntung dapat membelinya.
Kini aku berada di escalator dari lantai 2 kelantai dasar. Hari sudah malam aku belanja seharian.
“Huhhh..” aku mendengus kesal ketika Kulihat hye sun yang ada di sebelahku. Ia sedang cengar cengir gembira. Bagaimana tidak? Tas yang aku anggap murah itu ternyata harganya dibawah sedikit dari sepatu yang aku beli tadi. Dan aku yang membayarnya. Tekor banyak aku hari ini. [katanya punya banyak uang?? Makanya jangan sombong duluu..]
Kualihkan pandanganku dari hye sun. Kini pandanganku terarah pada seorang wanita di lantai 1 di depan tempat penjualan kosmetik sedang berdiri mematung sambil melihat jam tangannya, lalu melihat kearah pintu utama mall. Ia terlihat sedang mencari seseorang tepatnya sedang menunggu. Ketika escalator sudah mendekat ke lantai 1 bisa kulihat wajah wanita itu dengan jelas. Aigooo?? Dia kan perempuan rese yang tadi berebut sepatu denganku?? Sedang apa dia disitu. Setelah sampai dilantai satu, aku menarik tangan hye sun menuju tempat penjualan baju yang berada di sebrang tempat wanita itu berdiri tepatnya di sebrang tempat penjualan kosmetik. Aku menyuruh hye sun untuk merunduk bersamaku dan bersembunyi dibalik rak gantungan baju. Dan mengintip wanita itu dari celah celah rentetan baju itu.
“ligar, sebenarnya ada apa sih. kenapa kita harus sembunyi dibalik rak ini sih?” bisa kulihat hye sun kebingungan.
“ahh.. kau lihat saja.. lihat wanita itu.. dia yang tadi hampir merebut sepatu yang aku beli ini. Malah dia sempat menjambak rambutku karena dia tidak rela. Jelas saja aku sangat dendam padanya. Aku ingin tau dia sedang apa masih disini?” jelaskuku agak berbisik sambil menunjuk wanita yang sedang kami awasi itu. Hye sun mengangguk tanda mengerti.
Tidak lama kemudian, datang seorang pria yang gayanya keren abis menghampiri wanita tadi. walaupun pakaian yang ia kenakan hanya kaos biru dengan celana jeans biru tua. Juga dengan topi dan kacamata hitam yang melekat di kapalanya. Ia punya gaya yang menakjubkan. Ketika mereka saling bertemu, mereka saling pelukan lalu cipika cipiki tanpa mempedulikan orang yang melihatnya. Mereka sungguh mesra layaknya sepasang kekasih.
“ligar, apa kau melihat apa yang ku lihat??” hye sun tampak tidak percaya dengan apa yang dia lihatnya membelalakkan matamya. Mulutnya yang menganga lebar yang ditutupnya dengan kedua tangannya.
Ku arahkan pandangnku ke arah yang sama dengan hye sun. Ku amati wajah pria itu lekat lekat. Aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan dari sini. Karena mall ini sangat ramai dan sangt gaduh. Dan kini aku tau siapa pria itu.
“MWO?? DIA.. DIA KAN??” Kini ekspresiku tidak kalah terkejutnya dengan hye sun. Nggak mungkin. Aku pasti salah lihat. Ini pasti hanya halusinasiku saja. Atau ini pasti hanya mimpi belaka. Ya Allah bangunkan aku..

********

To be continue dulu yahhh.. gomawo buat yang udah baca ep ep gaje ku ini..

Kim bum : weyy author!! Saya kan pemeran utama kok blun muncul jg siii??? [getok author rame rame]
Author: mianhae kimbum oppa.. saya usahakan chapter selanjutnya ya…
Kim bum : awasss kalo boonk!! ff mu ini jadi monoton tau gak kalo castnya Cuma si ligar. Ff ini kan di dedikasikan untuk diriku [idihh.. pede banget kim bum]
Author: hooh deh sipppp.. (sbener’x insyaallah aja deh aku gak janji hehe)
Ditunggu coment’y oke?????
Gomawo….